SELONG | patrolipost.com – Dua belas nelayan asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terdampar di Sumba NTT berhasil dipulangkan dengan selamat ke rumah masing-masing. Kedua belas nelayan tersebut dijemput oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Lombok Timur Suroto saat mereka tiba di Pelabuhan Kayangan, Desa Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya, Minggu (23/7/2023).
Melansir Lombokpost, Kadis Suroto membenarkan perihal penjemputan 12 nelayan NTB yang terdampar di Sumba tersebut.
“Sudah kami jemput dan antar ke rumahnya masing-masing menggunakan mobil dinas saya, dinas kelautan, dan Pemdes Tanjung Luar,” kata Suroto.
Bantuan berupa paket sembako juga diberikan kepada 12 nelayan tersebut. Salah satu diantaranya mengalami luka di kakinya. Namun secara umum kondisi kedua belas nelayan tersebut dalam keadaan baik.
Suroto bersyukur kondisi kesehatan 12 nelayan tersebut dalam kondisi stabil. “Kami berikan bantuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan kapasitas kami di Dinsos,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Luar Saiful Rahman menerangkan jika 12 nelayan tersebut berangkat dari Sumba, NTT ke Lombok pada Jumat (21/7/2023) lalu. Mereka menggunakan kapal barang dengan biaya sebesar Rp 4,9 juta dari urunan paguyuban Lombok di NTT dan tambahan Rp 1 juta dari Pemdes Tanjung Luar.
Kapal Tri Karya Tunggal karam saat memasuki perairan sekitar Pulau Sumba pada Jumat (14/7/2023). Kapal tersebut berangkat dari Tanjung Luar pada 12 Juli 2023 dan karam setelah dihantam gelombang tinggi dan menyebabkan kapal terbalik. Di perairan Selatan Sumba, NTT.
“Kapal yang dinakhodai Asmayadi tersebut dihempas ombak besar sebanyak tiga kali dan menyebabkan kapal terbalik,” jelas Saiful.
Selanjutnya, Asmayadi dan 11 kru kapal lainnya kemudian menyelamatkan diri dengan cara berenang menuju pinggir pantai selama dua jam. Lalu pada Sabtu (15/7) mereka sampai di pantai sekitar pukul 10.00 Wita.
Selanjutnya 12 nelayan tersebut ditolong oleh nelayan lokal. Mereka kemudian dibawa ke Kecamatan Wanukaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh para nelayan lokal tersebut. (pp04)