16 Ribu PMI Pulang ke Bali, Bupati Buleleng Terbitkan SE Isolasi Khusus di Desa

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng Putu Agus Suradnyana.

SINGARAJA | patrolipost.com – Paparan Virus Corona Disease (Covid-19) tampaknya akan terus berlangsung. Selain sibuk dengan upaya penanganan dan pencegahan, pemerintah saat ini dibuat pusing dengan kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang jumlahnya ribuan.

Apalagi, data terakhir menyebutkan, pasien positif Covid-19 didominasi imported case yakni pasien yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Mengantisipasi pulangnya ribuan PMI yang kebanyakan bekerja di kapal pesiar, Bupati Buleleng telah menerbitkan Surat Edaran Bupati No.140/266/SE/BPMPD/2020 yang ditujukan kepada para camat dan kepala desa agar menyiapkan lokasi isolasi khusus bagi para migran itu di desa masing-masing.

Surat Edaran itu berisi enam point perintah Bupati, yakni meminta agar desa membuat tempat isolasi khusus bagi warganya yang baru datang dari luar negeri atau daerah transmisi lokal di Indonesia. Lokasi isolasi bisa menempati sekolah, rumah, hotel atau vila yang disewa oleh desa.

“Satgas relawan gotong royong pencegahan dan penanggulangan Covid-19 Desa serta satgas dari Desa adat dibantu Puskesmas, Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang menjadi pengawas selama masa isolasi berlangsung,” demikian bunyi salah satu point dalam SE Bupati Buleleng tertanggal 10 April 2020.

Poin lainnya agar penyiapan logistik disediakan oleh desa termasuk seluruh biaya dibebankan pada APBDes 2020.

Bupati Agus Suradnyana menyebut data penambahan data jumlah terpapar di Bali meningkat setelah warga yang datang dari perjalanan luar negeri.

“Data di rumah sakit provinsi dari skrening di bandara  12 orang dinyatakan positif Covid-19, ternyata 9 orang diantaranya ABK dan bekerja di luar negeri,” ungkap Bupati Agus Suradnyan sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng, Sabtu (11/4-2020).

Menurut Agus, kendati mereka membawa surat keterangan sehat, kondisi itu masih mengkhawatirkan karena berdasar SOP, mereka  diperiksa rapid test imun setelah negatif akan dipulangankan, padahal ada jeda waktu dari luar negeri 14 hari.

“Kita masih khawatir 10 hari baru bisa dilihat  dengan rentang waktu perjalanan rentan untuk terpapar. Apalagi kualitas virus dari USA jauh lebih kuat. Ada masa rentang  14 hari dan sebulan pun belum tentu sembuh,” imbuhnya.

Atas dasar itu, isolasi desa dilakukan untuk menangani persoalan kedatangan pekerja migran tersebut. Agus Suradnyana beralasan data di desa lebih detil termasuk melakukan pemantauan.

“SE itu dikeluarkan untuk memastikan menggunakan model isolasi desa daripada isolasi mandiri yang cenderung lemah dari sisi pemantauan,” ujarnya.

Isoalsi desa ini, kata Agus Suradnyana, telah disepakati sebagai model pelibatan seluruh elemen di masyarakat melalui pemberdayaan civil society.

“Isolasi desa sementara cara paling efektif sebagai alternatif untuk memutus rantai persebaran Covid-19.SE yang dibuat agar dipahami masyarakat. Diluar akan ada 16 ribu pekerja migran yang bersiap kembali ke Bali, dan 4.000 diantaranya telah berada di Bali,” tandasnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.