3 Petugas Damkar Dipukul, 2 Pelaku Diamankan

Kanit Jatanras Polrestabes Makassar, Iptu Eka Bayu
Satu dari tiga petugas Damkar yang dipukul warga saat memadamkan kebakaran yang terjadi di kawasan padat penduduk. Kini korban dirawat intensif oleh petugas medis.(ist)

MAKASSAR | patrolipost.com – Tiga orang petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dianiaya oleh warga saat bertugas. Pelaku kini sudah ditangkap.
Peristiwa penganiayaan itu terjadi saat korban bertugas memadamkan api di Jalan Kerung Kerung, Makassar, sekitar pukul 11.00 Wita. Kebakaran menimpa belasan rumah warga.

Para korban penganiayaan antara lain Andi Bahrul, Andi Syaruddin, dan Rahman Rahim. Kabid Ops Damkar Makassar, Hasanuddin seorang dari 3 anggotanya yang menjadi korban bahkan harus diberi jahitan karena kepala robek.

“3 orang anggota kena pukul,” ujar Hasanuddin.

Komandan Damkar Kompi C, Rustam Jufri, yang juga turun tangan ke lokasi menyebut, sejak awal menjadi sasaran intimidasi hingga kekerasan oleh warga. Sejumlah armada Damkar Makassar juga menjadi sasaran kekerasan oleh warga.

“Pertama alat pemadam diambil alih, anggota dipukul, kaca mobil dipecah, tapi kita tetap melaksanakan tugas,” katanya.

Rustam menduga, warga setempat melakukan aksi kekerasan ke petugas lantaran menganggap petugas terlambat datang ke lokasi. Karena merasa terancam, petugas Damkar harus angkat kaki dari lokasi.

“Pas kita proses pendinginan, anggota kita dipukul lagi, makanya kita tinggalkan keselamatan kita tidak terjamin,” katanya.

Penganiayaan inipun berujung penangkapan pada dua orang terduga pelaku penganiayaan. Dua pelaku yang diamankan adalah Sudirman (41) dan Sadam Akbar (41).

Polisi menyebut para pelaku awalnya mengintimidasi para petugas Damkar hingga diwarnai adu mulut. Tidak lama kemudian, pelaku memukul petugas.

“Cekcok, gitu aja, tiba-tiba mukul aja,” sebut Kanit Jatanras Polrestabes Makassar Iptu Eka Bayu, Senin (29/6/2020).

“Ya kalau dilihat dari tempat kejadian kan memang ribetlah di situ, Damkar ini ribet kan dalam artian pergerakannya, jadi tersendat lah, dan di sini warga ada yang kompor-kompori,” katanya. (305/dtc)

Pos terkait