49 KK Warga Tolak Hadiri Sosialisasi Pembangunan Gardu Induk PLN

SINGARAJA | patrolipost.com – Upaya PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) UPP KITRING JBTB 3 melakukan sosialisasi rencana membangun gardu induk (GI) 150 KV di bekas Kampung Barokah, Celukan Bawang menuai penolakan. Warga terdampak yang diundang untuk ikut sosialisasi pembangunan GI menolak hadir, terutama 49 KK warga yang tinggal di RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Celukan Bawang.

Kendati demikian acara sosialisasi tetap dilaksanakan di Aula Kantor Desa Tinga-Tinga, Gerokgak oleh pihak PLN yang dihadiri sekitar 50 orang lebih warga Banjar Dinas Juntal, Desa Tinga-Tinga.

Saat sosialisasi dilakukan terjadi silang pendapat yang cukup tajam antara warga dengan pihak PLN. Warga minta jaminan keamanan jika GI itu dibangun dan berdampingan dengan rumah mereka. Sementara Tim sosialisasi yang ditunjuk untuk melaksankan acara itu telah mengeluarkan semua parameter dan indikaktor yang menunjukkan keamanan GI jika dibangun berdekatan dengan pemukiman.

“Kami minta jaminan keamanan. Kalau jaminan itu tidak ada kami lebih baik di relokasi,” tegas warga dalam forum sosialisasi yang dihadiri Muspika Kecamatan Gerokgak, Senin (4/11).

Namun ada juga warga yang mengaku setuju GI dibangun di bekas perkampungan Kampung Barokah itu. “Kami setuju saja sepanjang tidak membahayakan. Apalagi rumah kami berada di radius 100 meter dari lokasi GI,” ujarnya.

Warga lain bahkan menantang pihak PLN untuk datang ke lokasi pembangunan GI agar tahu kondisi sebenarnya. “Rumah kami hanya berjarak 3 meter dari lokasi GI. Bapak-bapak silakan datang ke lokasi melihat kondisi sebenarnya,” ujarnya.

Atas pernyataan warga itu, pihak PLN ngotot bahwa keberadaan GI tidak berbahaya. Bahkan dianggap radiasi handephone jauh lebih berbahaya dari keberadaan radiasi GI. “Sangat kecil dampak bahayanya terutama soal radiasi. Masih lebih besar radiasi handphone,” katanya.

Sementara itu Plh Kepala Desa Celukan Bawang Rahmansyah, menjelaskan, mengapa warganya tidak menghadiri sosialisasi PLN. Sebab, warga khususnya RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Celukan Bawang dengan pihak PLN sudah bertemu. Dan terjadi kesepakatan bahwa sosialisasi akan diadakan dimana warga yang tedampak pembangunan gardu induk.

Warga sudah mempersiapkan diri dengan memasang terop dan menyediakan segala keperluan sosialisasi. Malah datang surat dari PLN sosialisasi berpindah ke kantor Desa Tinga-tinga.

“Kami sebagai aparat pemerintah desa sudah lakukan upaya agar warga RT 01 Banjar Dinas Pungkukan, Celukan Bawang ikut acara sosialisasi pembangunan gardu induk PLN. Tetapi mereka (warga) menolak. Warga menginginkan sosialisasi dilakukan di Banjar Dinas Juntal. Sesuai dengan kesepakatan awal PLN dengan warga,” ungkap Rahmansyah yang juga Sekdes Celukan Bawang itu.

H Ali yang menjadi perwakilan PLN menjelaskan, pihaknya sudah mengundang warga Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang yang tinggal di Desa Tinga-tinga. Tetapi undangan tersebut di kembalikan warga kepada PLN.

“Kami sudah bekerja sesuai aturan. Untuk lokasi sosialisasi mengapa memilih kantor Desa Tinga-tinga. Karena lokasi pembangunan gardu induk PLN di Desa Tinga-tinga. Kami harus menghormati pemerintahan Desa Tingatinga,” dalihnya.

Sedangkan Camat Gerokgak Made Juartawan menambahkan, terkait pembangunan gardu induk milik PLN. Menurut Juartawan, warga sebenarnya ingin direlokasi terutama yang ada di sekitar gardu dan dibawah saluran sutet. Namun pihak PLN menjawab tidak ada pembebasan lahan lagi.

“Pihak PLN sudah menjawab tidak ada dampak baik dari sisi kesehatan dan keamanan terkait dengan pembangunan gardu induk. Standar PLN sudah dipenuhi,” ucapnya.

Hanya saja untuk mencari titik temu, menurut Juartawan, sebaiknya PLN tetap berupaya bertemu dengan warga yang menolak hadir agar segera ada titik temu. “Kami sarankan PLN bertemu dengan warga Banjar Dinas Pungkukan, Desa Celukan Bawang untuk kegiatan sosialisasi,” tandasnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.