BANGLI | patrolipost.com – Puluhan Perbekel di Bangli lebih memilih mengikuti tirta yatra di Pura Luhur Giri Salaka, Alas Purwo, Kecamatann Tegal Dlimo, Banyuwangi, Jawa Timur, dibandingkan menghadiri rapat Orientasi Pengenalan Tugas-tugas Perbekel dalam Pemerintahan yang diselenggarakan di Balai Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Sabtu (14/12).
Para perbekel mengikuti tirta yatra bersama Wakil Buapti Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Ketua DPRD Bangli I Wayan Diar dan beberapa anggota DPRD Bangli dari PDIP. Sementara di balik keberangkatan para perbekel mengikuti tirta yatra tidak bisa dipisahkan dengan nuansa politik, yakni dukungan kepada Sang Nyoman Sedana Arta yang akan maju dalam Pilkada Bangli.
Rapat Orientasi Pengenalan Tugas-tugas Perbekel dalam Pemeriantahan ini dirancangan dan diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Bangli. Rapat tersebut digelar sehari setelah pelantikan perbekel terpilih. Hanya saja rapat tersebut minim dihadiri perbekel. Menurut sumber bahwa rapat tersebut hanya dihadir 18 perbekel, sedangkan yang lainnya diwakilkan. Di sisi lain, sekitar 32 perbekel dari seluruh kecamatan di Bangli justru ikut Tirta Yatra Bersama Wabub.
Ketua Forum Perbekel Bangli, I Made Diksa saat dikonfirmasi terkait hal ini menjelaskan bahwa untuk kegiatan tirta yatra sudah dirancang sejak 2 bulan lalu. Agenda tirta yatra merupakan gagasan dari Wakil Bupati dan mendapat respon dari para perbekel.
“Sudah dirancang jauh-jauh hari, memang dijadwalkan usai pelantikan,” jelasnya. Kemudian untuk perbekel yang mendaftar ikut tirta yatra jumlahnya cukup banyak, namun karena ada kegiatan upacara seperti piodalan, upacara kematian sehingga tidak ikut, dan akhirnya diwakilkan.
Made Diksa menyebutkan, untuk perbekel dari Kecamatan Kintamani yang ikut tirta yatra sekitar 18 orang ditambah lagi perbekel dari 3 kecamatan. “Yang mendaftar lebih dari 40 orang tapi karena halangan yang bisa ikut sebanyak 32 orang,” sebutnya sembari mengatakan, beberapa perbekel yang ikut yakni Perbekel Batur Selatan, I Gede Sarjana, Perbekel Daup Dewa Nyoman Saliawan, Perbekel Mengani, I Ketut Armawan, Perbekel Siakin, Gede Disi dan lainnya.
Sementara terkait pelaksanaan rapat, kata Made Diksa, undangan rapat mendadak, bahwa surat undangan diterima usai pelantikan. Sedangkan para perbekel ini berangkat tirta yatra usai pelantikan.
“Jangan bilang tidak hadir, dari teknis desa baik itu sekdes kaur yang mewakili untuk mengikuti rapat tersebut. Kami menghormati program pemerintah, dalam hal ini biar sama-sama jalan,” terangnya.
Kata Made Diksa tirta yatra dilaksanakan pada hari libur. Dan dipastikan pada Senin mereka sudah bertugas secara normal. Kegiatan tirta yatra juga menggunakan dana pribadi. Ditegaskan pula kegiatan tirta yatra bukan diwajibkan, melainkan bentuk apresiasi wakil bupati kepada perbekel yang baru dilantik.
Disinggung apakah keikutsertaan puluhan perbekel ini sebagai bentuk dukungan kepada Sedana Arta dalam Pilkada nanti? Made Diksa mengatakan, jangan dikaitkan dengan politik. Diakui memang pihaknya mendoakan agar beliau jadi bupati.
“Ada rekomendasi dari partai tentunya kita doakan. Harapannya agar beliau bisa jadi bupati. Tapi kalau sudah terlibat politik praktis tentu perbekel tidak berani,” tegasnya.
Didesak bahwa perbekel yang ikut tirta yatra pasti mendukung Sedana Arta, Made Diksa terkesan malu-malu untuk menjawab bahwa ini sebagai bentuk keberpihakan. “Boleh dibilang iya, ya,” ujarnya sembari tertawa ringan.
Di sisi lain, Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta saat dikonfirmasi terkait tirta yatra ini, mengakui sudah jauh-jauh hari direncanakan, hanya saja seminggu terakhir ini dipastikan tanggal keberangkatanya. Ditanya soal perbekel yang ikut sebagai bentuk dukungan terhadap dirinya, Sedana Arta mengaku tidak berani mengatakan hal tersebut. Sejatinya banyak rekan perbekel yang tidak jadi ikut karena berhalangan.
“Temen-teman yang di sini berangkat sejatinya banyak yang mau ikut, tapi karena sedang ada halangan maka urung berangkatnya,” sebut politisi asal Desa Sulahan, Kecamamatan Susut ini.
Lantas soal perbekel yang banyak absen rapat karena ikut tirta yatra, Wabup Sedana Arta mengatakan, ini bisa dibilang kegiatan pribadi dan pelaksanaan tidak dilakukan saat jam kerja. “Kami tidak menggunakan APBD, selain itu kegiatan ini diluar jam kantor,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas PMD Bangli, Dewa Agung Riiana Putra saat dikonfirmasi terkait banyaknya perbekel yang absen dalam rapat, Riana Putra tidak berkomentar banyak. Menurutnya dirinya sudah menjalankan proses sesuai petunjuk pimpinan. Yang mana pembekalan diberikan kepada seluruh perbekel, baik perbekel lama maupun yang baru. Tujuan kegiatan ini untuk mengenalkan topuksi perbekel.
“Bagi perbekel lama untuk menegaskan kembali tupoksinya dan mengenalkan pada perbekel baru tugasnya sebagai leader di desa,” sebutnya.
Lanjutnya, untuk kegiatan ini sebaiknya dihadiri langsung oleh perbekel, namun karena ada beberapa kegiatan lain harus diwakilkan. “Di kesempatan berikutnya mereka bisa hadir, untuk sekarang memang lebih banyak melalui perwakilannya,” sebutnya. (750)