JAKARTA | patrolipost.com – Tanggapan miring masyarakat terhadap kelakuan Gubernur Sultra Ali Mazi yang memasang gambar wajahnya di karung beras bansos, justru direspons enteng oleh yang bersangkutan. “Tidak tau. Yang buat (sablon wajahnya di karung beras, red) dari langit!” katanya ringan.
Masalah karung beras bansos pandemic Covid-19 bergambar wajah gubernur ini viral di media sosial, kemudian mendapat kritik tajam dari mantan Anggota KPK La Ode Muhammad Syarif. La Ode Syarif menulis dalam cuitannya di Twitter: “Photo Gubernur Sultra di Pembungkus Bantuan”.
“Kira-kira, berapa ongkos photo di setiap kantong itu?” Itu Bantuan pemerintah pakai uang rakyat, tidak pakai uang pribadi. Kalau pakai uang pribadi pun, lebih mulia tidak pakai photo. Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahui,” tulis La Ode Muhammad Syarif dalam akun Twitter miliknya, Selasa (5/5/2020).
La Ode Syarif mengatakan, tidak pantas bungkusan logistik untuk warga kurang mampu ada foto kepala daerah. Menurutnya, ada biaya yang tidak sedikit yang dikeluarkan untuk menyablon foto bergambar wajah gubernur pada ribuan karung beras untuk warga di tengah pandemi Covid-19.
“Bantuan buat pandemi Covid-19 jangan dijadikan ajang pamer kebajikan karena Allah SWT tidak menyukai orang yang riya,” ujarnya dalam pesan singkat.
Tanggapan La Ode Syarif, setelah adanya informasi nilai anggaran untuk penanganan Covid-19 di Sulawesi Tenggara sebesar Rp 300 miliar untuk logistik. Anggaran sebesar ini, juga diporsikan untuk penanganan pembelian alat PCR dan test swab untuk wilayah Sultra.
Setelah berita soal karung beras bantuan untuk warga bergambar wajah gubernur tersebar di media sosial, sejumlah wartawan dilarang meliput di area rumah jabatan Gubernur Sultra, Rabu (6/5/2020).
Padahal, saat yang sama, Gubernur melantik Wakil Walikota Kendari, Siska Karina Imran, periode sisa masa jabatan 2017-2022. Pengambilan sumpah jabatan Wakil Walikota Kendari ini, luput dari pantauan puluhan awak media.
Penyebabnya, sejumlah awak media tidak diizinkan masuk oleh beberapa petugas Polisi Pamong Praja yang berjaga di pintu masuk.
“Selain tamu undangan dilarang masuk. Itu arahan langsung dari protokoler,” kata La Fila, Satpol PP yang bertugas melakukan penjagaan di pintu masuk Rumah Jabatan Gubernur Sultra.
Dia mengatakan, hanya ditugaskan menjaga pintu masuk. Sehingga, yang bisa masuk hanya sesuai dengan daftar yang ada. Dia pun meminta maaf kepada awak media dan mengatakan hanya sebatas menjalankan tugas sesuai arahan pimpinan.
Setelah dicek, ternyata ada beberapa wartawan yang mendapat undangan melalui medianya, diizinkan masuk. Beberapa media ini, diberikan izin masuk setelah memperlihatkan undangan.
“Media mereka, ada kerja sama dengan Pemprov. Kami ini tidak,” ujar Amid, salah seorang wartawan media online.
Saat wartawan hendak mengklarifikasi soal bantuan beras dalam karung bergambar wajahnya, Gubernur Sultra Ali Mazi menyatakan, bantuan ini berasal dari masyarakat Sultra, bukan dari pusat.
Kemudian, wartawan yang bertanya soal sablon bergambar wajahnya, Ali Mazi mengatakan tidak tahu.
“Tidak tahu, yang buat dari langit,” katanya.
Wartawan kembali mencecar Ali Mazi soal sumber anggaran pembuatan sablon apakah berasal dari APBD, tetapi dia justru meminta wartawan untuk mencari tahu sendiri. Ali Mazi bahkan menanyakan apa kepentingan masyarakat mau tahu soal anggaran.
Begitu pun, saat kembali dimintai jawaban soal jumlah logistik yang akan disalurkan, dia mengatakan tidak tahu. “Tanya pada rumput yang bergoyang lah,” ujar Ali Mazi.
“Saya ndak ada kepentingan mau calon gubernur lagi ke depannya. Kami upayakan ini transparan penyalurannya,” lanjut Ali Mazi.
Dipertanyakan soal alasan wajah Wakil Gubernur Sultra Lukman Abunawas tak ikut dipasang dalam Karung, dia menyuruh kembali membuka undang-undang. (807)