Air Mata Ratu Tisha: Kasus Mafia Hingga Final SEA Games

Ratu Tisha
Air Mata Ratu Tisha: Kasus Mafia Hingga Final SEA Games

JAKARTA | patrolipost.com – Tisha saat ini sudah menyatakan mundur sebagai Sekjen PSSI. Selama mengemban jabatan itu, Tisha pernah turut terseret gelombang kasus mafia bola yang menggemparkan PSSI pada akhir 2018.

Beberapa pengurus PSSI ditahan, salah satunya adalah Joko Driyono. Pada saat itu ia menjabat status Plt Ketua Umum usai mundurnya Edy Rahmayadi pada awal Januari 2019.

Pria yang akrab disapa Jokdri tersebut ditahan dengan tuduhan perusakan alat bukti kepolisian dalam investigasi kasus mafia sepakbola. Tisha lantas terbawa-bawa dan harus menjadi saksi terkait kasus Jokdri.

Tisha juga sempat diperiksa satgas antimafia sepakbola beberapa kali dan dengan durasi puluhan jam dalam sehari. Status Tisha dalam kasus mafia sepakbola ini sendiri sebatas saksi.

Berbagai perubahan cepat dilakukan PSSI untuk membangun kembali organisasinya yang sedang lumpuh. Pada akhirnya, Mochamad Iriawan naik sebagai ketua Umum pada awal November 2019.

Kemenangan polisi bintang tiga ini sempat menjadi perdebatan. Sempat ada anggapan dari rivalnya bahwa Iriawan memanfaatkan peran satgas untuk memenangi dirinya, seperti bernegosiasi dengan orang di tubuh PSSI yang diduga sebagai mafia sepakbola.

Kurang dari satu bulan terpilihnya Iriawan, Timnas Indonesia U-22 berangkat ke SEA Games 2019 di Manila, Filipina. Pada prosesnya, Skuat Garuda Muda besutan Indra Sjafri berada di final.

Beberapa jam sebelum pertandingan final melawan Vietnam di Rizal Memorial Stadium pada 10 Desember 2019, beberapa awak media termasuk detikSport bertemu dengan Tisha di lobi hotel tempat pemain menginap. Tisha sangat emosional atas prestasi Garuda Muda yang sukses masuk ke final.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Tisha mengenang pahitnya perjalanan PSSI dalam setahun terakhir kala itu. Dia tak menyangka setelah segala hal yang pahit akibat kasus mafia sepakbola, Indonesia kemudian bisa maju ke final.

Awak media sempat ada yang mengambil gambar momen cerita mengharukan Tisha tersebut, namun wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1985 itu, menolak gambarnya untuk diabadikan. Dia hanya ingin cerita bahagia Indonesia ke final setelah melalui perjalanan yang berat itu sekadar untuk pengingat.

Tisha pada saat itu juga berkisah mengapa Vietnam mendominasi tiket pertandingan. Berdasarkan info yang dia dapat, federasi Vietnam sudah sangat percaya diri timnya melangkah ke final dan mem-booking tiket sebelum perhelatan SEA Games 2019 bergulir. Situasi itu yang membuat PSSI tak punya kesempatan untuk mem-booking tiket pertandingan karena melangkah ke final saja sebuah kejutan.(305/blc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.