AirNav Proyeksikan Pergerakan Pesawat Nataru Capai 76.972 Penerbangan

airnav1
Direktur Operasi AirNav Indonesia Setio Anggoro saat memberikan penjelasan kesiapan layanan navigasi penerbangan periode libur Natal dan Tahun Barub 2025/2026 di Bandung, Jawa Barat, Jumat. (Antara)

BANDUNG | patrolipost.com – Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia memproyeksikan pergerakan pesawat periode libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026 mencapai 76.972 penerbangan.

Direktur Operasi AirNav Indonesia Setio Anggoro di Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/11/2025) mengatakan dari 76 ribu pergerakan pesawat itu naik sekitar 3,5 persen apabila dibandingkan dengan periode tahun lalu.
“Pergerakan arus lalu lintas udara ini terhitung selama 18 hari layanan khusus angkutan periode libur Natal dan Tahun Baru dengan kenaikan sekitar 3,5 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya.

Sementara itu, untuk puncak pergerakan lalu lintas penerbangan masa angkutan Nataru telah diprediksi terjadi pada 19 sampai 20 Desember 2025. Dimana, katanya, untuk puncak arus baliknya terjadi pada 3–4 Januari 2026.

Selama masa puncak libur Nataru 2025/2026 ini, intensitas penerbangan harian pada seluruh bandara diperkirakan mencapai 4.300 hingga mendekati 4.930 pergerakan pesawat.
“Fokus pergerakan penerbangan ini menuju daerah wisata seperti ke Bali, Yogyakarta, Lombok,” ucapnya.

Melihat peningkatan trafik penerbangan pada puncak arus Nataru tersebut, maka AirNav akan memastikan kelancaran seluruh sistem navigasi penerbangan di bandara-bandara yang ada di Indonesia.

Salah satunya, kata Setio, dengan mengoptimalikan peran Indonesia Network Management Center (INMC) untuk mengintegrasikan pengawasan dan koordinasi layanan di seluruh wilayah kerja AirNav selama 24 jam penuh.

Pengoptimalan INMC melalui pusat orkestrasi alur lalu lintas udara nasional ini, dilakukan sebagai langkah menyesuaikan rute, kapasitas, dan urutan keberangkatan secara cepat ketika terjadi lonjakan atau perubahan kondisi lapangan.

Adapun beberapa langkah operasional yang disiapkan itu, antara lain dengan melakukan penyesuaian kapasitas ruang udara (Airspace Capacity Setting), pengurutan (sequencing) keberangkatan dan kedatangan, koordinasi slot dan jam operasional bandara, serta penggunaan jalur udara alternatif (re-routing).

“Tujuan akhirnya sederhana, yaitu penumpang dapat berangkat dan tiba dengan lebih lancar. Efisiensi dicapai, keselamatan tetap nomor satu,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia, Capt Nurcahyo Utomo menambahkan, selama pelayanan masa Nataru 2025/2026 yang menjadi prioritas utama AirNav Indonesia yakni mengawal pelaksanaan angkutan penerbangan dengan tetap menjaga standar keselamatan.

Dipaparkannya, peningkatan pengawasan terhadap faktor risiko seperti cuaca ekstrem, abu vulkanik, balon udara dan layang-layang liar, serta satwa liar di sekitar bandara.
Selain itu, keamanan siber diperkuat melalui Security Operation Center (SOC) dan CSIRT yang siaga selama 24 jam setiap harinya, termasuk berbagi informasi ancaman dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN).

“AirNav Indonesia memastikan seluruh layanan navigasi di 302 unit pelayanan dari Sabang hingga Merauke berada dalam kondisi siaga penuh untuk mendukung kelancaran perjalanan masyarakat. Intinya, ruang udara dijaga, sistem dijaga, dan manusia di dalamnya juga dijaga,” kata dia. (ant)

Pos terkait