DENPASAR | patrolipost.com – Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Pengda Bali sebagai salah satu organisasi profesi kesehatan yang menaungi tenaga kesehatan masyarakat turut mengambil peran dalam upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Bali. Salah satu kegiatan yang digagas IAKMI Bali menyusul edaran dari pemerintah yang menganjurkan masyarakat untuk memakai masker jika keluar rumah adalah pengadaan masker kain melalui “Aksi 10.000 Masker IAKMI Cegah COVID 19 di Bali”.
“Kegiatan ini terlaksana bersumber dari donasi anggota IAKMI di Bali hingga tercapai 10.000 masker dalam waktu singkat,” ujar Ketua IAKMI Pengda Bali I Made Kerta Duana SKM MPH di Denpasar, Jumat (17/4/2020).
Selanjutnya masker yang berhasil terkumpul diserahkan secara simbolis kepada Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan didistribusikan ke masing-masing Pengcab IAKMI se-Bali untuk didistribusikan ke masyarakat. Khusus untuk di di Kota Denpasar langsung diserahkan kepada beberapa Pengelola Pasar Badung, Pasar Sanglah, Pasar Suwung dan pasar Pemedilan untuk didistribusikan pada pengunjung dan pedagang pasar bersam dengan Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Menurut Made Kerta Duana, masker dibagikan kepada masyarakat umum disertai dengan pembagian stiker Keluarga Bebas Covid-19 dan edukasi penggunaan masker yang benar dan perilaku hidup bersih dan sehat dengan CTPS, selalu menjaga jarak dan tetap berada dirumah serta dengan tetap mengedepankan physical distancing pada pelaksanaanya.
Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat Bali akan besarnya masalah dan dampak yang ditimbulkan Covid-19 dan meningkatkan kesadaran pentingnya upaya-upaya pencegahan untuk melindungi diri sendiri, keluarga dan masyarakat dari paparan virus Corona, serta menginspirasi berbagi pihak untuk berbuat yang sama bahkan lebih untuk bersama sama memerangi wabah Covid-19 khususnya di Provinsi Bali.
Dia menambahkan, IAKMI Bali sudah memiliki tujuh pengurus cabang di kabupaten/kota se-Bali, telah melakukan berbagai kegiatan diantaranya edukasi dan sosialisasi baik melalui media elektronik maupun media sosial, ikut dalam program surveilence dan tracking kasus, serta menyalurkan donasi dan APD kepada tenaga kesehatan yang membutuhkan. (rls)