SINGARAJA | patrolipost.com – Pengakuan Kelian Dusun Pasar, Desa Anturan, Buleleng, Ketut Suarta yang membakar 21 kartu Indonesia sehat (KIS) milik warga miskin di desa itu memantik reaksi banyak pihak. Sejumlah instansi, BPJS maupun kepolisian Selasa (19/11) turun ke Desa Anturan untuk memastikan peristiwa itu. Hanya saja, setelah di desak, Suarta mengaku apa yang dilakukan hanya untuk menebar sensasi atau kabar bohong.
Menurutnya, isu pembakaran KIS sengaja dihembuskan oleh Suarta kepada warga Desa Anturan khususnya kepada 21 orang itu, lantaran merasa sakit hati tidak dipilih saat Pilkel di Desa Anturan Oktober 2019 lalu.
Akibat ulah Suarta, yang juga calon Perbekel Desa Anturan ini, membuat Staf BPJS Cabang Singaraja, bersama aparat desa Anturan dan anggota Kepolisian serta pemegang KIS yang dibakar mendatangi Suarta di Kantor Desa Anturan.
Dalam pertemuan itu terungkap, ulah dari Suarta yang meresahkan itu, hanya sebatas kekecewaan karena kalah di Pilkel. Suarta mengaku dengan sengaja menebar berita bohong bahwa dirinya telah membakar 21 kartu KIS milik warga.
Atas pengakuan itu, Suarta diminta membuat surat pernyataan bahwa tidak benar ia membakar KIS milik warga.
Ada 5 point dalam surat pernyataan yang dibuatnya, diantaranya: Bahwa memang benar saya pernah menyatakan telah membakar kartu Indonesia Sehat (KIS) di Pantai Celuk Agung yang didengar oleh Ketut Mudiana dari Banjar Dinas Munduk Desa Anturan untuk hari dan tanggal saya lupa.
Point kedua: Bahwa memang benar dalam kelarifikasi Perbekel Anturan bersama perangkat Desa tanggal 11 November 2019 dan 18 November 2019 di Kantor Perbekel Anturan, saya menyatakan dan membenarkan isu di masyarakat bahwa memang benar saya membakar Kartu KIS sebanyak 21 Kartu salah satunya Kadek Mertada, cs.
Point ketiga: Bahwa sesuai dengan pernyataan poin 1 dan 2 diatas tersebut adalah tidak benar, dan hanya sebatas sensasi kekecewaan, dengan alasan tidak dipilih saat Pilkel Desa Anturan, dengan dilakukan pengecekan di Lapangan yang didampingi oleh Staf BPIS, Ketua BPD, Kelian Banjar Munduk, dan Kepolisian untuk Kartu atas nama Kadek Mertada, cs masih utuh.
Point keempat: Bahwa sesuai hasil pengecekan di lapangan, Kartu Indonesia Sehat atas nama Kadek Mertada, cs masih utuh dipegang yang bersangkutan.
Dan point kelima: Atas pernyataan berita tidak benar yang telah saya lakukan sehinggga meresahkan warga masyarakat, saya dengan sungguh-sunguh meminta permohonan maaf kepada pemerintah, masyarakat Desa Anturan serta pihak terkait lainnya dan saya siap bertanggung jawab serta diproses secara Hukum yang berlaku atas perbuatan dan kebohongan tersebut.
Surat pernyataan itu, ditandatangani langsung Suarta selaku pihak yang membuat pernyataan, selain ditandatangi oleh Perbekel Desa Anturan, Made Budi Arsana dan mengetahui Ketua BPD Anturan, Putu Juliasa.
Dalam keterangannya, Perbekel Desa Anturan, Made Budi Arsana mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan yang digelar pihak BPJS dan Kepolisian, Suarta mengaku telah menyebar kabar bohong sekaligus membuat pernyataan klarifikasi atas sensasi yang dia buat pasca kalah dalam pilkel sebelumnya.
“Dalam pertemuan ada BPJS, Polres dan yang bersangkutan sudah klarifikasi bahwa pernyataan yang telah dilontarkan hanya sensasi atas kekalahan di Pilkel,” umgkap Budi Arsana.
Menurut Budi Arsana, dari pertemuan 11 November dan 18 November, Suarta bersikukuh mengaku membakar 21 kartu KIS milik warga. Namun faktanya, Selasa (19/11) Suarta malah membantah dan mengakui menyebar berita bohong.
“Suarta mengarang berita bohong dan dia siap bertanggung jawab atas perbuatannya, yang menurut dia itu hanya sensasi. Kami akan proses sesuai pernyataan dia itu, saya akan koordinasi ke Camat untuk sanksi yang akan kami berikan,” tandasnya. (625)