DENPASAR | patrolipost.com – Anggota DPD RI Komisi III Anak Agung Gde Agung mengimbau agar perarakan Ogoh-ogoh pada malam pengerupukan tetap mentaati Protokol Kesehatan. Senator asal Bali ini memberikan apresiasi atas dukungan Pemprov Bali terhadap pengarakan Ogoh-ogoh.
Menurutnya, membuat ogoh-ogoh merupakan tradisi kreatifitas anak muda. Selain itu, prosesi Nyomya Ogoh-ogoh sebagai simbol Bhutakala meski hanya dilaksanakan di wilayah Banjar.
“Ini yang kita apresiasi, karena biar bagaimanapun, ogoh-ogoh ini menjadi kreatifitas anak muda,” kata Gde Agung di Puri Mengwi, Selasa (1/3/2022).
Namun yang perlu ditekankan menurutnya, pelaksanaannya harus tetap mengedepankan Protokol Kesehatan. Peserta perarakan harus sudah mendapatkan suntikan vaksin dua kali. Termasuk, selama prosesi Nyomya Ogoh-ogoh, peserta tetap harus mengenakan masker.
“Malah yang saya dengar di sebagian tempat, peserta harus melakukan swab antigen dengan jumlah peserta tak lebih dari 50 orang,” terangnya demikian.
Anak Agung Gde Agung juga mengimbau, agar peserta tidak mengonsumsi minuman keras selama pelaksanaan perarakan Ogoh-ogoh. Dirinya mengaku akan turun ke lapangan dalam memantau pawai ogoh-ogoh.
“Waktu pelaksanaan juga perlu disesuaikan supaya lebih tertib dan tidak terlalu lama berkerumun,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam menyambut Nyepi Tahun Baru Saka 1944, Majelis Desa Adat menyetujui prosesi Nyomya Ogoh-Ogoh terbatas di wewidangan banjar. Kedua, prosesi Nyomya dilaksanakan dengan diikuti 25 orang Yowana yang sudah divaksin 2 kali, memakai masker dan swab antigen.
Gubernur Bali memberikan fasilitasi berupa penilaian terhadap karya ogoh-ogoh dan memberikan hadiah kepada 3 ogoh-ogoh terbaik di setiap kecamatan di Bali. Selain itu, Gubernur Wayan Koster mengharapkan pelaksanaan prosesi Nyomya Ogoh-Ogoh sebagai simbol Bhutakala dilakukan dengan tertib, disiplin dan penuh rasa tanggungjawab. (pp03)
