Anggota DPRD Klungkung Ni Nyoman Martini Diupacarai 19 November, ”Sering Menangis Ingat Almarhum Suaminya”

Jenazah anggota DPRD Klungkung, Ni Nyoman Martini di Rumah Duka RS Ari Canti Mas, Ubud, Minggu (15/11) petang. Rencana akan diupacarai19 November mendatang di Krematorium Punduk Dawa, Desa Dawan, Klungkung. (ist)

GIANYAR | patrolipost.com – Jenazah anggota DPRD Kabupaten Klungkung, Ni Nyoman Martini, yang meninggal dunia saat kunjungan kerja di Bandung, disemayamkan di Rumah Duka RS Ari Canti, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali.

Anak nomor dua almarhum, dr Kadek Yoga Premana menyebutkan, almarhum tidak memiliki riwayat penyakit jantung, bahkan sebelum berangkat hasil rapid dan cek lab tidak ada masalah.

“Beliau hanya punya sakit rematik saja, kalau riwayat sakit jantung tidak ada. Beberapa kali cek lab juga tidak ada masalah, bahkan saat berangkat kan wajib rapid, itu hasilnya negatif. Tapi melihat kondisinya saat ditemukan di dalam kamar sepertinya serangan jantung, dan diperkirakan meninggal 6 jam sebelum ditemukan. Karena mengenakan handuk seperti selesai beraktivitas di kamar mandi,” jelasnya.

Sebelum berangkat, dr Yoga menyampaikan ibunya sempat ngobrol bahwa ia melakukan upacara Mabayuh Oton sebelum berangkat kunker (kunjungan kerja) Selasa lalu.

Bahkan, ia sendiri tidak mengetahui kenapa ibunya tiba-tiba melakukan Bayuh Oton tersebut. “Saya tidak ikut pas itu, hanya diantar sama kakak saja. Selasa Bayuh Oton dan Kamis berangkat kunker,” sambungnya.

Mengetahui ibunya Mabayuh Oton, dr Yoga mengatakan ia teringat dengan almarhum ayahnya yang sama-sama mantan DPRD dan meninggal dunia saat masih aktif menjabat tahun 2018 lalu.

“Mungkin sudah pertanda meninggal dunia, makanya ingin Mabayuh Gede. Dahulu alrmarhum ayah pas Otonan juga meninggalnya, tapi ibu juga dekat-dekat Otonannya,” paparnya.

Ditambahkannya, sebelum ditemukan meninggal di dalam kamar hotel, ibunya pun sempat membuat status di WhatsApp dengan menampilkan foto almarhum ayahnya. Terlebih ibunya sering menangis lantaran ingat dengan almarhum suaminya.

“Sebelum meninggal sempat buat story di WA isi foto bapak dengan lagu kenangan, sekitar pukul 02.40 Wita,” ungkap dokter spesialis tulang ini.

Bahkan, ibunya pun sempat cerita bahwa sering mimpi ayahnya, dan dikatakan ayahnya sedang membangun rumah di suatu tempat. Kemudian pada mimpi selanjutnya, rumah yang dibangun itu masih proses pengerjaan oleh ayahnya. Dan, mimpi ketiga, disebutkan rumah yang dibuat almarhum ayahnya sudah jadi. Sehingga sempat ibunya disuruh ke sana lewat mimpi.

“Betul-betul ikatan cintanya terjalin, karena ibu terus bilang mimpi bapak berkali-kali. Dibilang bapak mau bikin rumah, dan mimpi terakhir sudah jadi dan mau selesai. Katanya dibilang bagus dan ibu diajak ke tempat itu, sepertinya ada unsur dari keterikatan itu,” cetusnya.

Dalam kesempatan itu, dr Yoga mengatakan jenazah ibunya dititipkan di rumah duka RS Ari Canti, Mas, Ubud hingga Kamis ini, dan akan diupacarai pada 19 November mendatang di Krematorium Punduk Dawa, Desa Dawan, Klungkung.

“Upacaranya 19 November, Ngaben sama Ngaroras di Krematoriam Punduk Dawa. Tanggal 27 November Ngalinggihan di merajan Banjar Kawan, Desa Besan, Kecamatan Klungkung,” imbuhnya.

Almarhum merupakan pensiunan pegawai PDAM Gianyar dan menjadi politisi dari partai Gerindra. Suaminya Nyoman Sukanada yang juga sempat menjadi anggota DPRD Klungkung dari partai yang sama, dan meninggal waktu masih menjabat juga pada 8 Juni 2018 lalu. “Kalau almarhum ayah pensiunan PNS di Pemkab Gianyar sempat jadi asisten bupati,” tandasnya.

Dikatakan dr Yoga, almarmum memiliki empat anak yang semuanya dokter. Disebutkan anak pertama adalah dr Wayan Eny Sukmawathi tugas di RS Sanjiwani, suami dari dr Romy Windianto. Anak kedua ia sendiri, dr Kadek Yoga Premana spesialis bedah tulang bertugas di RS Sanjiwani.

Anak ketiga adalah dr Komang Wahyunita selaku dokter di BPJS Kesehatan cabang Klungkung, dan anak keempat adalah dr Ketut Erna Bagiari, spesialis jantung di RS Sanjiwani Gianyar.

Atas meninggalnya orang tua mereka, keempat anaknya ini iklhlas menerimanya. Diakuinya rasa duka atas kepergian ayahnya dua tahun lalu belum sembuh, namun kali ini sudah mengalami duka kembali.

“Kalau sehari-hari ibu memang tinggal di Gianyar sama kakak saya yang pertama, dan kami ikhlas menerima kepergiannya,” imbuh dr Yoga.

Ni Nyoman Martini, 65, meninggal dunia ketika melakukan kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (15/11). Politisi asal Desa Besan, Dawan, Klungkung ini ditemukan meninggal di kamar hotel sesaat menjelang check out pulang ke Bali.

Musibah itu terjadi saat rombongan DPRD Klungkung akan kembali ke Bali, Sabtu (14/11/2020) siang. Anggota dewan sudah kumpul di lobi hotel sekitar pukul 10.00 Wita. Tapi Ni Nyoman Martini tidak tampak di antara rombongan. Sempat dihubungi melalui pesan whats App, tapi tidak ada jawaban. Karena lama ditunggu, Martini juga belum muncul, yang bersangkutan juga dihubungi melalui ponselnya, tetap juga tidak ada yang mengangkat.

Akhirnya petugas hotel mengecek ke kamar hotel. Saat pintu kamar diketuk,sama sekali tidak ada jawaban. Petugas hotel pun sampai membuka paksa pintu kamar hotel yang ditempati Martini.

Martini didapati dalam keadaan tak sadarkan diri. Petugas hotel bersama beberapa anggota dewan melarikan Martini ke RSU Bhayangkara Sartika Asih Bandung. Berdasarkan pemeriksaan dokter, Martini dinyatakan sudah meninggal dunia akibat serangan jantung. (855/jpr)

Pos terkait