BANGLI | patrolipost.com – Pasca ditemukannya dua ekor sapi di Banjar Tabih, Desa Buahan, Kecamatan Kintamani terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK), kalangan anggota DPRD Bangli mendesak agar Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli melakukan langkah antisipasi guna meminimalisir penyakit tersebut.
Sejauh ini peternak masih awan dengan penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan berkuku belah/genap. Hal tersebut diungkapkan anggota DPRD Bangli, I Nengah Reken, Minggu (2/7/2022).
Politisi dari Partai Golkar ini mengatakan Kabupaten Bangli diketahui memiliki jumlah populasi sapi hingga puluhan ribu ekor. Dengan ditemukan kasus PMK yang menyerang sapi di Desa Buahan Kintamani membuat warga terutama yang milki ternak sapi merasa khawatir. Apalagi masih banyak warga yang awan dengan penyakit tersebut.
”Banyak masyarakat tidak tahu apa itu PMK dan bagaimana ciri-ciri ternak terkontaminasi PMK,” ujar Nengah Reken.
Anggota DPRD Bangli tiga kali periode ini menambahkan masih banyaknya pemilik sapi terutama yang sulit mengakses informasi, maka pihaknya mendesak agar Dinas PKP turun lakukan sosialisasi tentang PMK.
Dengan informasi yang didapat setidaknya pemilik sapi akan mengetahui ciri-ciri sapi terpapar PMK dan bagaimana langkah yang harus dilakukan.
”Paling tidak dengan informasi didapat penyebaran PMK bisa ditekan, pemilik akan memisahkan sapi yang sehat dengan yang terpapar PMK,” ungkap politisi asal Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku ini.
Lanjut Nengah Reken berkaca temuan kasus di Desa Buahan ternyata dari hasil penelusuran dinas, sapi yang terpapar PMK dibeli di Pasar hewan Kayuambua dan berasal dari luar daerah, maka perlu dilakukan pemantaun atau pengawasan arus lalu lintas ternak.
”Perlu pengawasan terutama di pasar hewan,” harapnya.
Disamping itu yang paling penting lagi yakni dilakukan vaksinasi PMK secara massal.
Di sisi lain Kadis PKP Made Alit Parwata mengatakan untuk sosialisasi telah dilakukan lewat petugas PPL dan menggandeng pihak Polres dan Kodim. Petugas PPL turun langsung memberikan informasi dan edukasi dengan menyambangi kelompok ternak.
”Kami sudah lakukan sosialisasi ke masyarakat dengan libatkan instansi terkait,” jelasnya.
Sementara untuk vaksinasi, pihaknya segera mengirim jumlah populasi sapi di Bangli ke pusat lewat provisi sehingga ketersedian vaksin bisa mencukupi. ”Untuk jumlah populasi sapi sebanyak 68.888 ekor tersebar di empat kecamatan,” jelasnya. (750)