MANGUPURA | patrolipost.com – PT Angkasa Pura Logistik (APLog) membuka layanan Multimoda untuk pengiriman ekspor. Cover area yang untuk kiriman ekspor itu yakni, pengiriman dari Jawa Timur menuju Bali.
General Manager Cargo Service PT Angkasa Pura I Rudy Fachrudin menjelaskan, layanan itu menggabungkan kekuatan Surabaya sebagai kawasan industri dan Denpasar yang memiliki rute penerbangan cukup banyak.
“Artinya peluang ini mau diambil ke Jakarta atau Bali. Tapi dalam perhitungan efisiensi lebih kepada Bali untuk layanan multimoda ini,” kata Rudy saat Inaugurasi Layanan Multimoda Aplog di Gedung Wisti Sabha, Badung, Rabu (15/3/2023).
Seperti diketahui, Multimoda merupakan pengiriman barang melalui dua moda transportasi atau lebih dalam satu dokumen. Multimoda sebagai alternatif pengiriman barang, khususnya ekspor melalui udara.
Pengiriman multimoda menjadi yang pertama kali dilakukan dari Jawa Timur ke Bali. Dari alat angkut darat, kemudian dilanjutkan dengan pesawat untuk tujuan ekspor.
Rudy mengatakan, APLog menjamin keamanan barang multimoda dengan adanya 2 segel, GPS, dan CCTV yang bisa dipantau dan dilacak secara realtime. Sehingga barang terkirim dengan aman dan tepat waktu.
“Jadi kita tentukan perjalanan 16 jam sudah sampai Bali. Dibandingkan Jakarta tidak jauh beda, tapi secara biaya lebih efisien melalui Bali,” jelasnya.
Tahun 2023, Bandara I Gusti Ngurah Rai menargetkan 35.842 ribu ton produksi cargo. Sampai bulan Februari, produksi cargo di Bandara Ngurah Rai sebesar 6.136 ton.
Data APLog menyebutkan, angka itu mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022 pada periode yang sama. Pada Februari 2022 produksi cargo 4.286 ton.
“Jadi, ada kenaikan lebih dari 20 persen. Dari keseluruhan jumlah produksi, di tahun 2023 produksi cargo internasional di bulan Februari mencapai 2.496 ton,” kata Aprisal.
Dengan adanya layanan terbaru yang disediakan PT AP Logistik, diharapkan bisa jadi inovasi yang memudahkan masyarakat melakukan ekspor melalui bandara dari area khususnya Jawa Timur.
“Kami harap dapat memberikan pelayanan cargo yang lebih efisien kepada para pengguna jasa dan memberikan kontribusi positif bagi roda perekonomian bangsa,” harap Rudy.
Sementara, Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Bali, NTB dan NTT Saut Mulia menambahkan, pihaknya melakukan pembatasan barang yang akan diekspor.
Saut memberikan gambaran, pada pertengahan tahun 2023, pemerintah melakukan pelarangan ekspor mineral seperti tembaga atau biji nikel. Dalam hal ini, Kepabeanan diminta untuk memantau dan membatasi ekspor komoditas yang dilarang pemerintah.
“Jadi kami dititipkan peraturan-peraturan yang harus kita jaga agar tidak bisa diekspor,” kata Saut.
Bea Cukai mendukung Layanan Multimoda APLog. Dalam hal ini, Bea Cukai melakukan pengawasan penuh atas kegiatan ini. Bea Cukai juga mendukung peningkatan ekspor melalui terobosan baru yang dilakukan APLog. (pp03)