MANGUPURA | patrolipost.com – Pelaksanaan pertemuan G20 bidang finance track yang sedianya digelar di Nusa Dua Bali pada 19 Februari 2022, dipindahkan ke Jakarta. Pernyataan itu dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan melalui surat bernomor S-3/G20.33/2022, perihal penyampaian informasi pemindahan lokasi kegiatan G20. Surat itu tertanggal 19 Januari 2022.
Menanggapi hal itu, Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) I Wayan Puspa Negara menyebut, dalam surat yang beredar terlihat adanya inkonsistensi jadwal dan menunjukkan sesuatu yang kurang pada Bali.
“Bagi APPMB, sejauh ini untuk suksesnya G20 rakyat Bali begitu bersemangat. Terlebih, insan pariwisata begitu patuh, baik terhadap Prokes maupun imbauan-imbauan karena ingin Bali lebih cepat pulih dari keterpurukan ekonomi, tapi kenapa jadwal diubah?” kata Wayan Puspa Negara, Kamis (20/1/2022).
Ditambahkan, perubahan agenda tersebut sangat sensitif bagi Bali. Dijelaskan lagi, Bali harus tetap firm dalam tahapan pemulihan.
“Jika pemindahan itu karena alasan Covid-19 dan varian Omicron, justru dibanding Jakarta kasus di Bali jauh lebih sedikit,” kata Puspa Negara.
Pihaknya tetap mendesak semua agenda KTT G20 di Bali tidak ada yang dibatalkan untuk menjaga stabilitas pemulihan ekonomi Bali.
“Usul kami, kembalikan jadwal finance track G20 ke Bali jangan diubah sebagai wujud menciptakan stabilitas pertumbuhan pariwisata Bali untuk percepatan recovery,” ujarnya.
Sesuai jadwal, Bali mendapat 35 agenda termasuk puncak G20. Kota lain masing-masing, Bogor 2 event, Surabaya 6 event, Yogya 14 event, solo 1 event, Jakarta 16, Labuan Bajo 7, Medan 2, Lombok 7, dan Manado 4.
“Perubahan agenda ini menimbulkan interpretasi yang beragam, terutama, kami pelaku pariwisata merasa dipermainkan oleh kebijakan pusat atau ketidakberdayaan bargaining power pemimpin daerah kami,” kata Puspa Negara. (pp03)
