DENPASAR | patrolipost.com – ASITA mengikutsertakan beberapa desa wisata di Pulau Bali dalam ajang Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2024 yang digelar di Bali Internasional Convention Center (BICC) Nusa Dua pada 12 hingga 14 Juli 2024.
Hal itu bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan desa wisata sebagai bagian dari destinasi wisata Indonesia, baik pada tingkat nasional maupun internasional.
Desa Wisata Jatiluwih merupakan salah satu desa wisata yang masuk dalam ajang pameran perjalanan itu. Desa Wisata Jatiluwih yang terkenal dengan keindahan sawah teraseringnya dan sistem pengairan subak telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Keikutsertaan DTW Jatiluwih dalam festival perjalanan wisata Bali Beyond Travel Fair (BBTF) ke-10 diperkirakan meningkatkan jumlah kunjungan sebanyak 60 persen.
Manajer Operasional DTW Jatiluwih Jhon Ketut Purna mengatakan, proyeksi peningkatan kunjungan akan terjadi di bulan April 2025.
“Hari ini kita bertemu dengan travel agen dan membicarakannya, kami perkirakan baru April tahun depan mudah-mudahan kunjungannya akan meningkat,” kata John Purna ditemui di Nusa Dua, beberapa waktu lalu.
DTW Jatiluwih untuk pertama kalinya mengikuti bursa perjalanan wisata terbesar di Indonesia yang diselenggarakan oleh ASITA.
John mengatakan, Desa Wisata Jatiluwih menawarkan paket kunjungan ecotourism kepada para buyers dan travel agen di Indonesia dan luar negeri. Desa Wisata saat ini jadi tren di kalangan wisatawan asing dan domestik.
“Menparekraf sempat mampir di booth kami, beliau mengungkapkan kebanggaan karena Jatiluwih masuk nominasi 8 desa wisata terbaik di Indonesia,” kata John.
“Selanjutnya, Jatiluwih mewakili Indonesia dalam lomba Desa Wisata Terbaik Dunia tahun 2024,” tambahnya.
John mengatakan, dengan menampilkan orisinalitas kehidupan di desa wisata, akan memberikan pengalaman mendalam kepada wisatawan.
Jatiluwih memiliki potensi alam seperti air terjun, jalur untuk pendakian (trekking), lintasan alam untuk bersepeda, dengan ikon utamanya adalah sawah berundak.
Pengelola DTW Jatiluwih juga memperkenalkan shuttle berbasis electrical vehicle (EV) yang baru diujicoba. Aktifitas buggy tour dengan kendaraan listrik memungkinkan wisatawan menjelajah keindahan desa wisata itu.
John mengatakan, shuttle akan mengantarkan wisatawan merasakan keindahan hutan bambu khas Jatiluwih, memberi makan rusa, menikmati panorama Gunung Batukaru, hingga mengunjungi monumen UNESCO.
“Sekarang masih tahap uji coba, kita masih mencari pola pengaturannya, kita akan bertemu juga dengan Dinas Perhubungan Bali untuk membicarakan ini. Tapi sejauh ini respons tamu bagus,” jelasnya. (pp03)