BANGLI | patrolipost.com – Minimnya jalur alternatif memicu terjadinya kemacetan arus lalu lintas di Kota Bangli, terutama bila berlangsung acara hiburan di Alun-alun Kota Bangli. Kemacetan parah terekam saat berlangsung acara pertandingan voly dan hiburan musik di Alun- alun Bangli, Minggu (23/4/2022).
Menyikapi realita yang kerap terjadi, kalangan DPRD Bangli meminta agar Pemkab Bangli mulai memikirkan membuat jalan alternatif.
Ketua komisi III DPRD Bangli, I Made Natis mengatakan kemacetan arus lalin memang kerap terjadi ketika berlangsung acara hiburan di Alun- alun Kota Bangli. Bahkan pihaknya sempat alami terjebak kemacetan.
Menurut politisi dari PDIP ini kemacetan terjadi karena tidak adanya jalan alternatif. Rekayasa lalin yang dilakukan saat ini tidak akan memecahkan masalah. Dia contohkan kendaraan yang datang dari arah Selatan, tepat di depan SPBU di arah ke Barat lewat LC Uma Aya dan keluar tepat di perempatan Nara Singa. Di sisi lain kendaraan dari arah Utara (Jalan Brigjen Ngurah Rai) juga padat sehingga terjadi kemacetan. Kondisi sama juga terjadi di ruas Jalan Merdeka. Bahkan di jalan tersebut kendaraan parkir di dua sisi jalan dan dibuka untuk untuk dua arah.
”Kami anggap rekayasa lalin tidak akan bisa pecahkan masalah,” tegas Made Natis, Senin (24/4/2022).
Lanjut Made Natis sejatinya rencana buat jalan alternatif sempat mengemuka sejak lama, namun pihaknya tidak tahu kenapa rencana belum terealiasai sampai saat ini. ”Rencana dibuat jalan alternatif dari LC Aya tembus kantor KPU Bangli, jika jalan tersebut teruwujud kendaraan tidak lagi lewat jalan Ngurah Rai namun dialihkan ke Jalan Kusumayuda,” ungkap politisi dari Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani ini.
Sambil menunggu dibuat jalur alternatif, salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalisir terjadi kekroditan arus lalin yakni dengan melakukan penataan lokasi parkir kendaraan. Dia melihat kondisi ruas jalan yang sudah sempit juga dimanfaatkan untuk areal parkir. Seperti di ruas jalan LC Uma Aya dan sebelah utara kantor Pemkab Bangli.
”Kami meminta instansi terkait lakukan kajian dimana saja untuk kantong parkir, jangan semua badan jalan untuk tempat parkir,” sebut Made Natis. (750)