BANGLI | patrolipost.com – Pelayanan air bersih khususnya bagi pelanggan yang ada di wilayah Banjar Kubusuwih dan Sideparna, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku belum bisa berjalan secara optimal. Mengatasi masalah ini dalam waktu dekat Perumda Air Minum Tirta Danu Arta akan melakukan optimasilasi sistem penyedian air minum (SPAM) Desa Penijoan. Butuh anggaran Rp 1 miliar lebih untuk kegiatan ini.
Direktur Perumda Air Minum Tirta Danu Arta Bangli, Dewa Gede Ratono Suparso Mesi mengatakan belum optimalnya pelayanan karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi.
Pria yang akrab disapa Dewa Rono ini mengatakan, kekroditan terjadi berawal di tahun 2022 di wilayah Desa Peninjoan ada kegiatan pemasangan sambungan rumah secara gratis bagi 800 pelanggan.
”Kegiatan tersebut atas usulan kita dan kegiatan bersumber dari DAK,” ujar Dewa Rono.
Kegiatan tersebut awalnya menyebar ke beberapa banjar di Peninjoan, dengan jumlah 800 sambungan rumah secara gratis. Namun demikian, kegiatan akhirnya hanya difokuskan ke daerah yang sama sekali belum ada layanan PDAM yakni Kubusuwih dan Sidaparna.
Namun dalam pelaksanaannya, lanjut Dewa Rono, ada perubahan dari perencanaan awal dengan pelaksanaan di lapangan. Di mana masyarakat sekitar melakukan pemasangan pipa distribusi secara swadaya.
“Ini yang belum pernah kita rencanakan sebelumnya. Sehingga kapasitas produksi debit air yang kami rencanakan di awal, yang harusnya cukup seperti perencanaan, akhirnya itu menjadi tidak cukup karena adanya perubahan pendistribusian atau penambahan. Inilah yang menyebabkan pelayanan terganggu,” ungkapnya didampingi Kabag Administrasi dan Keuangan, Perumda Air Minum Tirta Danu Arta, Gusti Agung Jelantik Sutha Baskara.
Proyek tersebut selesai pada Desember 2022. Hingga pada Februari 2023 diketahui adanya masalah kapasitas produksi debit air yang tidak mencukupi.
Lantas upaya untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya akan melakukan optimlasisasi SPAM Penijoan. Untuk penambahan debit akan dilakukan pengadaan pompa, pengadaan dan pemasangan pipa PVC sepanjang hampir 1 kilometer serta membuat bak penangkap. Memang butuh waktu mendatangkan pompa dan pipa. Pasalnya, untuk pipa langsung didatangkan dari pabrik, sedangkan mesin pompa dengan kapasitas besar didatangkan dari luar negeri.
”Anggaran untuk optimalisasi ini sebesar Rp 1,1 miliar lebih, anggaran gunakan dana kas perusahaan. Kalau tidak ada halangan paling lambat akhir bulan ini kegiatan sudah bisa berjalan,” sebut direktur asal Banjar Kawan ini.
Disinggung apakah dengan penambahan debit tidak akan berpengaruh terhadap jaringan pipa yang terpasang saat ini, kata Dewa Rono, mudah-mudahan baik pipa yang dipasang dalam proyek DAK dan pipa yang dipasang secara swadaya oleh masyarakat mutunya bagus sehingga mampu menahan besarnya tekanan air setelah dilakukan penambahan debit.
”Sebelum masyarakat melakukan pemasangan pipa secara swadaya, kita sudah sarankan agar pipa yang dipasang sudah sesuai dengan standar,” ujarnya. (750)