SEMARAPURA | patrolipost.com – Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta melihat proses konservasi Lontar yang dilakukan oleh Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Klungkung di Museum Semarajaya, Klungkung, Jumat (9/10/2020). Konservasi puluhan Lontar dari berbagai jenis ini dilakukan serangkaian Atraksi Budaya Museum Semarajaya Tahun 2020 yang dilaksanakan 8 sampai 12 Oktober 2020.
Dalam atraksi budaya ini juga dilaksanakan lomba Mapang Barong dan Mekendangan Tunggal di depan Pemedal Agung di Kabupaten Klungkung pada tanggal 10 dan 11 Oktober. Lomba diikuti oleh 7 peserta yang berasal dari masing-masing kecamatan Se-Kabupaten Klungkung dan akan disiarkan secara virtual dengan aplikasi zoom meeting untuk menghindari banyaknya penonton. Turut hadir Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedhana.
Di sela-sela kunjungan itu, Bupati Suwirta juga memantau beberapa lomba yang dilakukan oleh Penyuluhan Bahasa Bali diantaranya yakni Lomba Nyurat Aksara Bali maupun Restorasi Lontar.
Menurut Bupati asal Nusa Ceningan ini Lontar merupakan karya kelasik yang memiliki nilai-nilai pendidikan dan penanaman ajaran agama yang berbeda dalam jalinan pariwisata.
“Jadi kita di Kabupaten Klungkung banyak sekali punya lontar dan ini baru satu orang menyerahkan sebanyak 59 cakep dengan berbagai jenis,” ujar Bupati Suwirta.
Bupati berharap juga berharap untuk kedepannya capekan lontar ini bisa dipelajari bersama seperti usada dan yang lainnya, sehingga nanti disaat kita membuka isi Lontar-lontar itu mungkin di dalamnya ada konsep pengobatan secara tradisional agar bisa kita pelajari bersama.
“Meskipun saat ini situasi di tengah pendemi Covid-19, para seniman jangan pernah berhenti untuk berkreasi dengan tetap mengikuti protokol kesehatan (prokes),” harap Bupati Suwirta.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Aksara Bali I Wayan Arta Dipta Kabupaten Klungkung mengatakan untuk jumlah Lontar yang dimusimkan saat ini sebanyak 59 sakep yang diserahkan oleh salah satu warga bernama Jero Mangku Sastrawan dari Banjar Bungkil, Desa Sekartaji Nusa Penida. Lontar tersebut berbagai jenis diantaranya Lontar Parisada, Kawisesan, Pawackan dan kondisinya ini sebagian besar masih bagus walaupun ada beberapa cakep yang rusak akibat termakan rayap dan terkena air.
“Langkah awal kita ini mengidentifikasi dicari judulnya, jenis Lontarnya termasuk juga indentitas pengarang dan penulisnya. Nah, setelah itu baru akan dilakukan konservasi di mana tahapan konservasi itu ada yang diminyaki agar kedepannya tetap awet dan terjaga dengan sebaik-baiknya,” ujar I Wayan Arta Dipta. (855)