JAKARTA | patrolipost.com – Baru-baru ini, viral video unjuk rasa mahasiswa di Kantor Bupati Tangerang yang berujung ricuh. Dalam video berdurasi singkat yang beredar di media sosial terlihat seorang mahasiswa yang di-smackdown aparat polisi. Dalam video tersebut seorang aparat kepolisian membanting tubuh mahasiswa hingga terjatuh dengan posisi punggung lebih dulu.
Setelah video singkat itu menuai banyak respons dari warganet, mahasiswa yang dibanting oknum polisi, bernama M Faris memberikan video klarifikasi di media center Polresta Tangerang dengan didampingi Wakapolres Tangerang AKBP Leonard Sinambela.
“Saya masih hidup, dalam keadaan biasa-biasa saja, walaupun agak sedikit pegal-pegal,” pungkas Faris.
Dokter saraf dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Irawati, SpS, menjelaskan jika memang ada masalah pada saraf akan langsung muncul gejala. Jika korban merasa baik-baik saja kemungkinannya adalah cedera atau memar otot.
“Kalau memang udah kena ke sarafnya pasti langsung ada gejalanya, kalau enggak kenapa-kenapa semua bisa bergerak baik cuma pegal-pegal berarti memang cedera atau memar otot,” jelas dr Irawati, Kamis (14/10/2021).
Kendati demikian, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kemungkinan adanya cedera yang tak berasa atau tidak terlihat.
“Untuk memastikan apakah ada cedera tak berasa atau tidak cukup rontgen saja,” katanya.
Di samping itu, dr irawati juga mengingatkan bahwa benturan pada tulang belakang berisiko memicu patah tulang dan bisa merusak saraf yang berdampak pada kelumpuhan.
“Cedera pada saraf tulang belakang merupakan salah satu kegawatdaruratan. Yang ditakutkan adalah adanya fraktur (patah tulang belakang) sehingga mencederai sarafnya,” kata dr Irawati.
Sementara itu, Brigadir NP yang membanting mahasiswa dalam video tersebut sudah meminta maaf kepada Faris. (305/dtc)