Saat ditemui di ruang UGD RSU Bangli, Made Witama dengan konsidi tangan dan kaki diperban menuturkan, memang di rumahnya ada kematian. Untuk proses upacara, pihak keluarga mempersiapkan sarana upacara. Kemudian pada Selasa pagi dia membuat sate. “Di rumah kami ada kematian, kami pun mempersiapkan saran upacaranya,” ujarnya.
Kemudian, Made Witama dan beberapa orang lainnya membakar sate. Namun karena bara api kecil, salah seorang kerabat menuangkan bensin pada arang dengan maksud untuk membuat api agak besar. Tiba-tiba api menyambar pakaian yang dikenakan Made Witama.
“Tiba-tiba api besar dan membakar kamen (sarung) yang saya gunakan,” sebutnya sembari mengaku saat itu, posisinya sedang duduk.
Made Witama terlambat untuk berdiri, dan api keburu menyambar. “Di sebelah saya memang ada orang, tapi dia cepat lari,” ujarnya. Selanjutnya, pihak keluarga langsung membawa Made Witama ke RSU Bangli guna mendapat penanganan medis.
Sementara itu, Wadir Pelayanan RSU Bangli, I Ketut Darmaja mengungkapkan, pasien Made Witama tiba di RSU sekitar pukul 08.30 Wita, dengan kondisi mengalami luka bakar. Dari hasil pemeriksaan, yang bersangkutan mengalami luka bakar pada tangan dan kaki sebelah kiri.
“Luka bakar ditangan 4,5 persen dan kaki 9 persen. Pasien akan menjalani tindakan debridement atau kulit yang terbakar harus dibersihkan (dikelupas). Tindakan ini rencanakan akan diambil Rabu (hari ini),” jelasnya.
Untuk pengambilan tindakan ini, harus dipersiapkan fasilitas, tim medis dan hal ini dokter bedah dan yang tidak kalah penting adalah kesiapan pasien itu sendiri. Saat ini, pasien dirawat di ruang combustio di ruang Nusa Indah. “Pasien ditempatkan di ruang khusus pasien luka bakar,” jelasnya. (sam)