GIANYAR | patrolipost.com – Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi kreativitas masyarakat Bali terutama anak muda dalam mengembangkan kesenian kontemporer. Karena hal ini bisa menjadi ajang untuk menggali serta memperkaya khasanah kesenian Bali.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Koster saat membuka pameran Bali Megarupa yang merupakan rangkaian dari Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II 2020, bertempat di Museum ARMA, Ubud, Gianyar, Rabu (28/10).
Gubernur yang sekaligus merupakan Ketua DPD PDIP Provinis Bali ini menyatakan jika FSBJ merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap perkembangan kesenian kontemporer dan dilaksanakan secara berkala setiap tahun. “Di sini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat terutama anak muda untuk berkreativitas tanpa batas, berkesenian, mengambangkan jati diri masyarakat Bali yang berkesenian dan berbudaya adi luhung,” jelasnya.
Untuk itulah ia mengatakan alasannya untuk merancang pagelaran ini melintas ruang dan waktu melalui teknologi. “Melalui pameran yang diselenggarakan secara offline dan online ini, saya harap kesenian Bali bisa semakin dijangkau di kancah global, serta bisa menggugah masyarakatnya untuk terus berkarya,” tandasnya.
Untuk diketahui, acara yang akan di buka saat hari Purnama, besok, Sabtu 31 Oktober akan menggelar berbagai kegiatan meliputi ; Pawimba (Lomba); Adilango (Pergelaran); Megarupa (Pameran); Timbang Rasa (serasehan); Beranda Pustaka (Bursa Buku); dan Penghargaan Bali Jani Nugraha.
Agenda yang berlangsung hingga 7 November 2020 ini akan disajikan secara virtual di kanal youtube Disbud Prov. Bali. Festival kali ini mengusung tagar utama #BaliArtsVirtual, di mana seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan melalui media virtual, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan sebagai bagian dari ketentuan pelaksanaan.
Terdapat 8 ragam Pawimba (Lomba) yang dihadirkan pada festival kali ini, yakni Video TikTok Bali Jani (tingkat umum); Musikalisasi Puisi (tingkat umum); Teater Modern (tingkat SMA/SMK); Seni Lukis (tingkat SMP/SLB); Naskah Drama (tingkat umum); Vlog Kuliner Bali Jani (tingkat umum); Artikel Jurnalistik (tingkat umum); dan Karya Cipta Fotografi (tingkat umum).
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr. I Wayan “Kun’ Adnyana, format seni virtual ini diharapkan dapat menjangkau seluas-luasnya kemungkinan kreatif, elaborasi dan eksplorasi terkait estetik, stilistik, teknik artistik dan tematik berikut olah wahana atau media (penggunaan berbagai piranti media baru/digital dalam proses dan penyajian).
Format penyelenggaraan festival secara virtual ini, ditegaskan Kun Adnyana, merupakan bentuk transformasi sosial bagi masyarakat Bali. Ada proses alih pengetahuan dan keterampilan yang terjadi serentak di Bali, yakni terkait proses persiapan dan produksi suatu pementasan karya seni komunal secara daring, termasuk bagaimana cara publik menikmati serta menghikmati sajian tersebut.
“Ini bukan semata festival kesenian, melainkan juga sebuah upaya bersama menjaga optimisme masyarakat di tengah rundungan berita tentang COVID-19. Seni bukan hanya menghadirkan keindahan, melainkan juga seruan kesadaran, ” ujar Adnyana.
Nantinya pada pembukaan festival melalui kanal daring Youtube Disbud Prov., Bali akan ditampilkan Adilango (Pergelaran) Seni Kolosal bertajuk “Malaikat Pencubit Jiwa”, berupa operet sajian Sanggar Kini Berseri berkolaborasi dengan komunitas seni SMA/SMK. Penutupan FSBJ II disemarakan “Alun Bali Bangkit”, kolaborasi musik “Sanggar Rareangon Sejati” dengan Lolot Band, The Hydrant, Meiska Adinda, Blackstarboys, Avara, Percussion Intrument, dan lain-lain.(jro/rls)