Bangga Anak Muda Menekuni Sastra, Putri Koster: Banyak Hal yang Bisa Digali dari Budaya Bali

peluncuran buku
Ketua TP PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster menghadiri peluncuran buku 'Semua Karena Nirankara?' karya Andre Syahreza di Sutasoma Lounge, The Meru Sanur. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Ketua TP PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster menghadiri peluncuran buku ‘Semua Karena Nirankara?’ karya Andre Syahreza di Sutasoma Lounge, The Meru Sanur, Jumat (21/3/2025). Peluncuran karya bergenre fiksi ini ditandai dengan penyerahan hard cover buku ‘Semua Karena Nirankara?’ dari Andre Syahreza kepada Putri Koster.

Putri Koster, yang juga dikenal sebagai penggiat sastra, menyambut baik karya yang terinspirasi dari novel fenomenal ‘Sukreni Gadis Bali’ karya Anak Agung Pandji Tisna.

Bacaan Lainnya

“Ini menarik, karena Ibu juga mengikuti proses syuting di Lovina saat Sukreni Gadis Bali difilmkan,” kata Putri Koster.

Ia merasa bangga melihat anak muda yang menekuni dunia sastra.

“Benang merah dari peluncuran buku ini adalah memastikan bahwa penulisan konvensional tidak terhenti, sehingga tradisi keaksaraan di Bali tetap terjaga,” jelasnya.

Perempuan yang juga dikenal sebagai penekun puisi ini berpesan agar para penulis tidak berhenti berkarya. Menurutnya banyak hal yang bisa digali dari budaya Bali untuk diangkat dalam karya sastra.

Putri Koster mengungkapkan, buku ‘Semua Karena Nirankara?’ patut diapresiasi karena mengusung tema perempuan. Ia berharap adaptasi Sukreni ke Nirankara mampu mengharmoniskan ruang tradisi dan modernitas. Ia menekankan pentingnya menggambarkan perempuan secara autentik.

“Bukan bermaksud menjelekkan, tetapi perempuan masa kini harus belajar memahami apa yang seharusnya ia lakukan,” ucapnya, sembari menambahkan bahwa perempuan adalah kekuatan (power) atau sakti bagi laki-laki.

Perempuan yang dikenal sebagai penyair ini juga mendorong kemunculan talenta baru di bidang sastra yang mengikuti jejak Andre Syahreza. Untuk mewadahi karya sastra, ia menyampaikan, Pemprov Bali memiliki ajang Festival Bali Jani, yang telah berjalan selama lima tahun.

“Melalui ajang ini, kita mendorong anak muda untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan perkembangan zaman. Selanjutnya, jika Pusat Kebudayaan Bali telah rampung, akan digelar Bali International Book Fair. Karena kita sebagai tuan rumah, harus ada karya dari penulis lokal,” sebutnya.

Putri Koster juga menyampaikan selamat atas terbitnya karya Andre Syahreza. Ia juga memuji sikap terbuka Andre yang secara jelas mencantumkan bahwa karyanya terinspirasi dari Sukreni Gadis Bali.

“Teruslah berkarya dan berikan pencerahan bagi masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Andre mengungkapkan, novel pertamanya ini ia rancang untuk Generasi Z.

“Dari segi kebahasaan, ringan. Ini memang bukan karya untuk sastrawan, tetapi bagi mereka yang baru memasuki dunia sastra,” tambahnya. Dengan demikian, sastra tidak lagi terkesan berat dan menakutkan. “Agar bisa berkembang, karya sastra harus terasa lebih ringan,” jelas Andre.

Novel ‘Semua Karena Nirankara?’ merefleksikan interaksi sosial yang dipengaruhi oleh motif ekonomi, dorongan nafsu, dan relasi kuasa. Cerita bermula dari kehidupan Ni Made Ayu Nirankara, seorang wanita muda pemilik Kafe Bara. Bersama suaminya yang telah berumur, ia menyusun skenario tak lazim demi menarik lebih banyak pengunjung ke kafe mereka yang sepi di Bali Utara.

Rencana mereka pun mengundang berbagai persoalan terkait asmara. Cerita semakin penuh teka-teki dengan kehadiran Tala, seorang gadis lugu nan cantik, yang direkrut menjadi pramusaji di Kafe Bara. Keberadaannya membuat eskalasi cerita semakin dramatis dan membara.

Peluncuran novel ‘Semua Karena Nirankara?’ dihadiri oleh sejumlah penulis nasional, termasuk Dee Lestari dan Henry Manampiring. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *