SINGARAJA | patrolipost.com – Banjir tahunan yang melanda Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak sepertinya sudah kronis. Pasalnya, setiap kali musim penghujan sebagian wilayah di desa itu dipastikan terendam banjir. Sayangnya, solusi membangun sodetan atau terusan untuk mengalirkan genangan air ke laut ditolak warga yang lahannya bakal terkena proyek.
Kepala Desa Sanggalangit I Nyoman Sudika mengatakan, banjir yang merendam sebagian rumah warganya sudah seperti tradisi tahunan. Masalahnya setiap kali musim penghujan, sebagian wilayah desanya pasti terendam banjir. Selama ini tidak ada solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi banjit tersebut dikarenakan masalah utama penyebab banjir belum terpecahkan.
“Sebenarnya banjir di desa kami terjadi setiap tahun. Kami belum bisa atasi karena penyebab utamanya belum terpecahkan. Kemarin (Minggu 27/3) lagi terjadi banjir akibat hujan dan terjadi luapan air,” kata Nyoman Sudika, Senin (28/3/2022).
Menurutnya, berbagai upaya sudah pernah dilakukan namun hingga saat ini upaya tersebut belum membuahkan hasil. Diantaranya merapikan saluran drainase/saluran air di sepanjang jalan utama namun malah menimbulkan masalah baru.
“Ada penyempitan proyek drainase yang membuat saluran air mengecil itu imbas proyek drainase tahun 2021,” imbuhnya.
Proyek drainase itu, kata Nyoman Sudika, dilaksanakan pada tahun 2021. Awalnya sebelum ada proyek saluran drainase itu selebar 1 meter lebih dan cukup dangkal. Namun, adanya proyek itu berkurang menjadi hanya 80 centimeter dan kedalamnnya telah diatur dengan kemiringan. ”Sekarang saluran itu sudah banyak yang tertutup lumpur dan itu menjadi penyebab luapan air disamping curah hujan juga sangat tinggi,” ucap Nyoman Sudika.
Selain itu, rencana solutif yang pernah dilakukan agar banjir tahunan tersebut bisa diatasi dengan membangun sodetan atau terusan untuk mengalirkan air dan membuangnya ke laut jika intensitas hujan sedang tinggi. Rencananya sodetan itu akan melintasi sebagian lahan milik warga, namun rencana itu ditentang warga pemilik lahan.
“Warga menolak rencana membuat sodetan, terutama yang lahannya dilintasi saluran air. Untuk sementara hanya itu solusisnya namun warga menolak kami tidak bisa berbuat apa-apa,” tandasnya.
Sebelumnya hujan lebat yang mengguyur Jumat (25/3) dini hari menyebabkan banjir di sejumlah titik di Buleleng. Dua desa yang terpantau mengalami kondisi paling parah yakni Desa Sanggalangit dan Desa Pejarakan di Kecamatan Gerokgak. Puluhan rumah warga tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa dan merendam sebagian rumah warga di dua dusun tersebut.
“Banjirnya cukup parah hingga ada yang sampai merusak mesin pompa milik tambak yang berada di sekitar desa itu. Bahkan ada yang tidak sempat memindahkan laptopnya ikut terendam luapan banjir,” tutur salah satu warga. (625)