LABUAN BAJO | patrolipost.com – Sebuah Kapal pinisi yang biasa digunakan sebagai kapal berwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), terbakar Jumat (10/9/2021) sore. Api yang diketahui bersumber dari hubungan arus pendek (korslet) pada sebuah mesin genset yang terletak di anjungan kapal menghanguskan seluruh bagian atap kapal termasuk mesin genset yang menjadi penyebab kebakaran.
Kapal Pinisi bernama KM Lexxi tersebut diketahui tengah melakukan pelayaran wisata bersama rombongan wisatawan berjumlah 20 orang yang terdiri dari 18 wisatawan nusantara dan 2 wisatawan asing.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II Labuan Bajo, Hasan Sadili menyampaikan peristiwa kebakaran yang diperkirakan terjadi pukul 15.00 Wita ini tidak menyebabkan korban jiwa.
“Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa dan para penumpang telah dievakuasi ke Pelabuhan Pelni Labuan Bajo,” kata Hasan.
Selain itu Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Basarnas, KPLP, Lanal Labuan Bajo dan Polres Mabar yang langsung menuju lokasi kebakaran guna mengecek keadaan kapal memastikan api tidak menjalar dan menghanguskan seluruh badan kapal karena dapat segera dipadamkan oleh awak kapal wisata lainnya.
“Sebagian kru kapal berusaha memadamkan api yang berkobar di atas dek kapal,” ujarnya.
Dikarenakan Tim SAR Gabungan tiba, api sudah padam, maka tim mengecek dan memastikan tidak ada api yang menjalar di kapal. Pada pukul 17.30 Wita Tim SAR Gabungan kembali ke Labuan Bajo, ” lanjutnya.
Hakas, salah seorang wisatawan yang ikut dalam pelayaran wisata tersebut menuturkan, saat peristiwa berlangsung, KM Lexxi tengah berlabuh di area spot snorkeling Pulau Menjerite setelah sebelumnya bertolak dari Pulau Kelor yang berjarak tidak jauh dari lokasi kebakaran. Saat kejadian, Ia bersama wisatawan lainnya sedang mempersiapkan diri untuk melakukan aktifitas snorkeling dan kemudian mendengar teriakan dari awak kapal wisata lainnya bahwa terdapat kobaran api diatas kapal KM Lexxi yang bersumber dari mesin genset.
“Kita lagi mau snorkeling, lagi mau ganti baju siap – siap mau turun mau berenang. Jadi sebenanrnya kita tau tu gara gara (penumpang) kapal seberang bilang Kak ada api, kita liat ke atas. Eh, benar ada api, trus tiba – tiba (semakin) besar aja,” ujarnya.
Hakas mengaku wisatawan penumpang kapal panik ketika menyaksikan kobaran api semakin membesar yang bersumber dari mesin genset di anjungan kapal. Ditambah kurang sigapnya para crew dan ABK kapal yang berjumlah 9 orang dalam memadamkan api sehingga menyebabkan kobaran api semakin membesar dan mengeluarkan gumpalan asap hitam tebal ke langit.
“Katanya gara gara gensetnya korslet ya, Panik banget Mas. Barang barang belakangan diselamatin, kita selamatkan nyawa dulu. Awaknya kayaknya kurang sigap hingga apinya makin membesar, makanya kita langsung dievakuasi,” tuturnya.
Situasi pada lokasi kebakaran yang ramai dilintasi oleh kapal wisata lainnya sangat membantu mempercepat proses evakuasi dan memadamkan kobaran api.
“Kita diselamatkan pake sekoci dan ada kapal – kapal lain pada ngumpul, awaknya pada ngirim sekoci membantu dan kemudian mereka bareng – bareng memadamkan api di bagian atas. Untung saat itu rame,” ucapnya.
Hakas menjelaskan ia bersama 19 wisatawan lainnya berencana melakukan perjalanan wisata bersama KM Lexxy selama 3 hari 2 malam guna menikmati berbagai spot wisata yang ada di Taman Nasional Komodo. Namun sayang peristiwa naas ini terjadi pada hari pertama pelayaran.
“Kita trip untuk 3 hari 2 malam. Ini hari pertama, sebelum ke Menjerite kita ke pulau Kelor dan nanti ke Padar juga,” ujarnya.
Berdasarkan data pelayaran yang diperoleh dari KUPP Kelas II Labuan Bajo, Hakas bersama 19 wisatawan lainnya diketahui akan melakukan perjalanan wisata dengan mengunjungi Pulau Kelor, Pulau Menjerite, Pulau Kalong, Pulau Padar, Pulau Komodo, Manta Point, Pulau Kanawa dan kembali ke Labuan Bajo. (334)