LABUAN BAJO | patrolipost.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Manggarai Barat menyebut tengah menelusuri dugaan tindakan money politik atau politik uang yang diduga dilakukan tim pemenangan Paslon nomor urut 1 di sejumlah kampung di Kecamatan Lembor. Hal ini disampaikan Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa (P3S) Bawaslu Manggarai Barat Frumensius Menti saat dikonfirmasi Selasa (26/11/2024) siang.
“Teman-teman Panwascam masih telusuri,” sebut Frumensius.
Selain itu, Frumensius juga menyampaikan bahwa penelusuran yang dilakukan oleh anggota Panwascam berdasarkan laporan dugaan aksi politik uang di sejumlah anak kampung yang terjadi di Kecamatan Lembor.
Sementara untuk dugaan praktik politik uang yang terjadi di sejumlah anak kampung di wilayah Kecamatan Lembor Selatan, Bawaslu menurut Frumensius belum mendapatkan informasi tersebut.
“Informasi yang kami dapatkan itu dugaan pembagian uang di Lembor Selatan, bukan di Kecamatan Lembor,” ujar Frumensius.
Sebelumnya media ini memberitakan warga di sejumlah kampung di Kabupaten Manggarai Barat disinyalir telah terlibat dalam praktik politik uang menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Manggarai Barat. Praktik politik uang ini melibatkan tim pemenangan dari Paslon Mario – Richard.
Sumber media ini menyebutkan, sejumlah warga di beberapa anak kampung telah menerima sejumlah uang dengan janji akan memilih salah satu Paslon di tanggal 27 November 2024.
Praktik politik uang ini diduga terjadi di Kampung Pocokoe, Desa Ngancar, Kecamatan Lembor, dan Kampung Amba, Desa Watu Rambung, Daleng Sampa, Desa Wae Mose dan Desa Modo di Kecamatan Lembor Selatan. Selain warga, sejumlah pelajar sekolah juga disebutkan telah menerima uang dari salah satu tim pemenangan Paslon.
Sumber media ini menyebut, nominal uang yang diberikan kepada para calon pemilih ini berkisar diantara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Di Kampung Amba, Desa Watu Rambung, aksi pemberian uang dilakukan oleh PH yang disinyalir merupakan salah satu tim pemenangan Paslon nomor urut 1.
Sementara di Kampung Daleng Sampa, Desa Wae Mose dilakukan oleh TH yang juga merupakan tim Paslon 1, sedangkan di Desa Modo, aksi bagi uang diduga dilakukan oleh MP.
“Kemarin anak-anak SMA Kakor mengaku terima uang dari N,” kata sumber lain media ini.
Praktik politik uang juga terjadi di Desa Modo, Kecamatan Lembor Selatan. Silvester Surdi salah seorang Tetua Adat Langke Siku, Desa Modo menyampaikan adanya dugaan praktik politik uang dari Paslon Mario-Richard yang dilakukan oleh salah seorang tim pemenangan berinisial MP.
“MP memberikan uang sebesar Rp100.000 kepada beberapa orang di Langke Siku, sebut saja Evi, Sisilia Jiun dan beberapa anak-anak SMA,” ucap Silvester Surdi.
Sementara terkait aksi protes warga terhadap aksi sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang dilakukan di tahapan masa tenang oleh anggota DPR RI Partai Demokrat, Benny Kabur Harman di kampung Wae Pau, Desa Repi, Senin (25/11), Bawaslu Mabar menyebut telah melakukan penelusuran dan tidak menemukan adanya aksi kampanye dalam kegiatan tersebut.
“Terus untuk kegiatan sosialisasi dari Pak Beni, jajaran kami sudah ke lokasi tempat kegiatan dan tidak ada unsur kampanye dalam kegiatan itu,” sebut Frumenius.
Sebelumnya, protes disampaikan Falensius Edison, salah seorang warga Desa Repi. Falensius mengaku terganggu dengan kegiatan sosialisasi ini karena dilakukan pada masa tenang menjelang pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Manggarai Barat.
Meski mengetahui sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan tidak dilarang, namun ia cukup merasa terganggu dengan kegiatan yang dilakukan oleh Beny Harman, mengingat Partai Demokrat merupakan partai pengusung Paslon Mario – Richard.
“Pak Beny tadi ada sosialisasi di sana, yang membuat kita tidak nyaman itu, karena sekarang posisinya masa tenang. Kami merasa sangat terganggu, memang kegiatannya sosialisasi Empat Pilar, tapi di situ kan ada logo Partai Demokrat yang merupakan partai pengusung utama pasangan nomor urut 1,” ujarnya, Senin (25/11/2024).
Selain merasa terganggu, Falensius menyayangkan kegiatan yang dilakukan Benny Harman ini tidak dilakukan jauh jauh hari sebelum masa tenang. Kegiatan sosialisasi ini sebutnya bisa saja diartikan berbeda oleh warga.
“Kehadirannya dia (Benny) ini kan, hanya lagi 2 hari jelang pencoblosan. Sebelumnya tidak pernah kegiatan di sini, kenapa tunggu masa tenang? Apalagi dia lakukan di beberapa lokasi. Kita tahu persis siapa itu Pak Beny, kalau saat masa tenang seperti sekarang dia mondar mandir, kita pasti curiga ada maksud terselubung,” ucapnya.
Situasi seperti itu menurutnya bisa menjadi potensi konflik di tengah masyarakat. Ia juga berharap kepada BKH juga untuk tidak menciptakan suasana yang tidak nyaman di tengah masyarakat saat masa tenang berlangsung.
“Dia ini adalah seorang tokoh publik, kalau memang dia punya niat baik untuk sosialisasi kepada masyarakat, agar cari situasi yang pas, supaya tidak menjadi polemik di tengah Masyarakat,” ujarnya. (334)