DENPASAR | patrolipost.com – Menindaklanjuti ketidakpastian Bali dibuka untuk menerima kunjungan turis asing pada Juli 2021 karena kasus pandemi Covid-19 semakin meningkat, hal ini tidak menyurutkan semangat pelaku pariwisata untuk mendatangkan wisatawan domestik (wisdom). Tidak dipungkiri, peran wisdom cukup tinggi dalam membantu keberlangsungan pariwisata Bali selama masa adaptasi kebiasaan baru pasca-pandemi Covid-19.
Pasalnya, sejak wabah global ini menyebar di Tanah Air pada Maret 2020 lalu, pemerintah pusat menutup akses masuknya wisatawan asing ke Pulau Dewata melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Kebijakan tersebut membuat pariwisata di pulau ini sempat mati suri. Namun, pada era baru ini pariwisata Bali sudah mulai didatangi wisdom dari sejumlah daerah di Indonesia.
Namun dianggap belum mampu mengisi tingkat hunian kamar hotel di Bali seperti sebelum pandemi. Pemerintah pun berencana membuka kembali kunjungan wisatawan asing ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang diagendakan pada Juli mendatang.
Sejak Juni 2021 kasus pandemi Covid-19 di Bali dan sejumlah daerah di Tanah Air semakin meningkat. Kendati Bali masih berstatus zona orange Covid-19, namun pemerintah belum memberikan kepastian pariwisata Bali dibuka kembali untuk kunjungan internasional mengingat jumlah kasus melonjak.
Kondisi ini tidak membuat komunitas yang berhubungan dengan kepariwisataan di Bali hanya menunggu kedatangan turis asing. Seperti yang dilakukan komunitas Peselancar Bali, dengan menggelar atraksi berselancar di Pantai Kuta Kabupaten Badung pada Minggu (27/6) guna menarik perhatian wisdom untuk berwisata ke pulau ini. Mengingat, sejumlah tempat wisata dan hotel serta restoran di Pulau Dewata aman dikunjungi selama pandemi karena telah menerapkan protokol berbasis kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan (CHSE) yang relevan di masa adaptasi kebiasaan baru.
I Gusti Ngurah Putu Suargita, Ketua Persatuan Selancar Ombak Indonesia-Bali mengatakan, puluhan peselancar yang beradu kemampuan di Pantai Kuta akan menunjukkan kepada masyarakat luas melalui media sosial, bahwa aman melakukan kegiatan wisata di Pulau Seribu Pura.
“Cara memulihkan kembali pariwisata Bali tidak hanya bisa dilakukan dengan membuka border (perbatasan) internasional, namun bisa dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pariwisata yang menyenangkan,” ucapnya.
Menurut dia, ajang selancar ini akan merangsang kepercayaan kepada calon wisatawan, dimana Bali siap dengan protokol kesehatan dalam berwisata. “Terlebih ikon pariwisata Bali adalah pantai yang merupakan ruang terbuka dengan sinar matahari yang dapat menjadi destinasi yang lebih aman dari penyebaran Covid-19,” kata Suargita.
Salah seorang wisnus asal Sulawesi yang ditemui saat ajang selancar di Pantai Kuta, Sintya mengaku, dengan adanya atraksi puluhan peselancar menghiasi pantai yang dikenal di kanca internasional ini menjadi lebih menyenangkan. “Para peselancar menghibur para pengunjung. Suasana di sini (Pantai Kuta) ramai,” ucapnya.
Kegiatan selancar ini rencananya akan dilakukan secara rutin sebagai upaya mandiri pelaku pariwisata di Kuta untuk mendatangkan kunjungan wisdom. Selain untuk mencetak bibit – bibit olahraga selancar, atraksi wisata ini juga diharapkan dapat meningkatkan keyakinan wisatawan untuk berwisata ke Kuta, sekaligus menggerakan kembali perekonomian masyarakat Bali. yue