TABANAN | patrolipost.com – Sebuah rekaman suara diduga Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr I Nyoman Suratmika beredar Kamis (26/3/2020) dan viral di masyarakat. Dalam rekaman suara itu disebutkan ada seorang warga di Tuakilang, Tabanan dinyatakan positif Covid-19.
Dalam rekaman suara yang beredar, warga yang positif Covid-19 itu memiliki riwayat bekerja di rumah sakit. Dimana warga tersebut pulang ke Tuakilang sebelum hari raya Nyepi karena ada upacara ngaben. Namun sebelumnya yang bersangkutan sudah ada gejala mengarah Covid -19 dan telah diambil sampel swab tenggorokannya dan hasil labnya baru keluar hari ini dan hasilnya positif Covid-19.
Dalam rekaman yang diduga merupakan briefing untuk para Kabid dan petugas yang memonitor di lapangan itu, diperintahkan untuk melakukan monitoring dan penyuluhan di lokasi setempat. Agar masyarakat yang sebelumnya pernah kontak dengan pasien tersebut melakukan isolasi mandiri di rumah selama 2 minggu.
Jika ada gejala menunjukkan infeksi Corona sampai sesak agar segera memeriksakan diri ke Puskesmas agar bisa segera ditindaklanjuti. Demikian isi rekaman yang diduga suara dari Kadis Kesehatan Tabanan, dr. I Nyoman Suratmika.
Sementara itu saat dikonfirmasi terkait rekaman tersebut, Kadiskes Tabanan dr I Nyoman Suratmika enggan berkomentar. Menurutnya dirinya tidak berhak untuk berkomentar karena terkait hasil perkembangan Covid-19 akan disampaikan satu pintu oleh Ketua Satgas Covid-19, yaitu oleh Sekda Provinsi Bali.
“Saya no komen, saya tidak boleh berkomentar, itu satu pintu, yang boleh berkomentar hanya Ketua Satgas yaitu Pak Sekda. Nanti sore kan di rilis, jadi tunggu ya,” tegasnya, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepone, Jumat (27/3/2020).
Sementara terkait rekaman yang diduga dirinya yang sudah beredar di masyarakat, dr Suratmika tidak menampik, rekaman instruksi tersebut hanya untuk internalnya. Namun kenapa bisa bocor ke mana-mana? Menurutnya itu dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
“Terkait isi rekaman tersebut silakan diartikan sendiri, tapi rekaman tersebut instruksi untuk internal kan boleh. Yang menyebarkan instruksi internal kemana-mana itu orang brengsek, tidak baik itu,” jarnya geram.
Namun saat ditanya untuk keberadaan pasien sendiri, dirawat dimana, pihaknya tidak mau komentar. “Untuk itu saya no komen, saya sudah bekerja dengan baik sudah sesuai prosedur mohon dibantu,” pungkasnya. (207)