SEMARAPURA | patrolipost.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Gusti Ayu Bintang Darmawanti melakukan kunjungan kerja dengan Duta KPPPA terkait kesetaraan gender dengan PMN Mekar di Desa Pikat, Kabupaten Klungkung, Selasa (23/11/2021).
Kedatangan Menteri PPPA disambut Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mendampingi Kadis Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Klungkung, I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klungkung, I Wayan Sumarta, Kadis Koperasi UMKM, dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, I Wayan Ardiasa, Camat Dawan, Dewa Widiantara dan undangan terkait lainnya.
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta dalam sambutannya mengatakan kesetaraan gender tidak boleh dianggap remeh dan tidak hanya sebagai selogan saja. Pihaknya mengapresiasinya di semua kegiatan dan mengimplentasikan di pemerintahan. Bagaimana perempuan mengambil peran dengan tidak membedakan dia sebagai perempuan maupun sebagai laki-laki. Tapi kemampuan itu dibedakan dari nilai-nilai kesantunan bagaimana dia menjadi orang santun dan menjadi orang inovatif maka disanalah dia mengambil peran.
Ibu-ibu pun kalau santun dan inovatif maka ibu-ibu yang mengambil peran. Dipemerintahan juga banyak ada ibu-ibu yang mengambil peran laki-laki. Kemampuan dan kesepan yang membuat semuanya memegang peran.
“Semua orang mempunyai kesempatan yang sama, semua orang mempunyai peluang. Tetapi tidak semua orang mendapatkan kesempatan. Pada saat mendapatkan kesempatan, maka manfaatkanlah dengan tidak mengenang laki-laki maupun perempuan,” ujar Bupati Suwirta.
Menteri PPPA, mengatakan perempuan dan laki-laki harus berbagi tugas, kesetaraan gender dimulai dari keluarga. Tanpa disadari itu mulai dari kita sendiri sebagai ibu-ibu dalam pendampingan anak-anak mengawasi dalam bermain sudah membedakan permainan anak laki-laki maupun perempuan tanpa disadari kita sudah membedakan anak laki-laki maupun anak perempuan. Kedepannya tidak boleh kita lakukan lagi.
“Lahir sebagai laki-laki maupun perempuan kita tidak bisa memilih. Tapi ada satu pemahaman yang harus kita lakukan adalah di dalam keluarga kita adalah time work, tidak ada urusan pekerjaan perempuan yang harus diambil perempuan saja dan tidak ada urusan pekerjaan laki-laki yang harus dikerjaan oleh laki-laki saja kita harus sebagai time work saling membantu,” jelas Menteri PPPA. (855)