Bertema Heritage, Ubud Food Festival 2025 Hadirkan Talent Lokal Bali Angkat Kuliner Indonesia

uff 2025
Konferensi pers Ubud Food Festival 2025 di Sanur. (maha)

DENPASAR | patrolipost.com – Memasuki tahun ke-10, Ubud Food Festival (UFF) 2025 yang mengusung tema Heritage, akan kembali hadir di Taman Kuliner Ubud pada pada 30 Mei hingga 1 Juni 2025.

Gelaran festival makanan ini untuk  menyambut para pecinta kuliner yang merindukan berbagai macam cita rasa dan keestetikan kuliner warisan dari leluhur.

Ubud Food Festival bakal menghadirkan talent-talent Bali mulai dari chef muda berbakat yang mengangkat kuliner Indonesia, para pakar kuliner ternama yang merayakan hidangan klasik tradisional, hingga para peraih penghargaan Michelin.

Manager Ubud Food Festival Dwi Ermayanthi mengatakan, akan menghadirkan ragam makanan dan bazaar yang berlokasi di Jalan Raya Sanggingan, Taman Kuliner Ubud. Tak hanya itu, festival ini juga bakal menyoroti warisan kuliner leluhur dan mengahdirkan para sommelier, barista, chef, hingga mixologist.

“Kami ingin memberi ruang seluas-luasnya bagi para talenta Bali untuk berani tampil, berkreasi, dan menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing di level yang sama dengan pelaku industri dari luar,” kata Dwi Ermayanthi saat konferensi pers di Sanur, Bali, Jumat (16/5/2025).

Ubud Fopd Festival juga akan dihadiri oleh beberapa talenta Bali yang telah mendapatkan penghargaan seperti Gusde Sidhi, Made Masak dan Bili Wirawan untuk mengeksplorasi kekayaan kuliner warisan leluhur.

“Ubud Food Festival menjadi ruang untuk tampil dan memperkenalkan apa yang ia kerjakan. Inilah semangat yang ingin kami bawa, merayakan potensi lokal,” jelasnya.

Sementara itu, Iustrator Ubud Food Festival Gusde Sidhi mengatakan, makanan tidak hanya disajikan sebagai menu, tetapi dibingkai dalam tema dan dieksplorasi secara visual.

Lalu muncul sosok perempuan Bali, dan bumbu-bumbu yang digambarkan sebagai laki-laki, sebuah visualisasi yang menunjukkan bagaimana peran perempuan kerap tak dianggap sepadan.

“Padahal, inti dari warisan kuliner kita bukan hanya pada menunya, tapi justru pada bumbunya. Warisan sesungguhnya ada pada bumbu-bumbu itu, pengetahuan yang diturunkan secara turun-temurun di dalam keluarga, terutama melalui para ibu. Lewat tangan merekalah kekayaan rasa dan tradisi terus hidup,” ungkap Gusde Sidhi.

Sejak tahun 2019, Ubud Food Festival mulai menaruh perhatian pada dunia bartender, sebuah profesi yang sering dikaitkan dengan stigma negatif, seperti mabuk-mabukan.

Seorang Mixologist Bili Wirawan bakal mengangkat dari sisi koktail dan menghilangkan stigma negatif dari profesi bartender.

“Bagi saya pribadi, itu bukan esensinya. Bagi saya, bar adalah wadah untuk berekspresi dan berkreasi. Apa yang dilakukan di balik bar bukan sekadar meracik minuman, tapi juga sebuah proses edukatif dan penuh seni,” kata Bili Wirawan.

Menurutnya kreasi koktail juga bisa memiliki nilai estetika seperti lukisan maupun patung.

Sementara Chef Foraging asal Tabanan, Bali Made Masak mengungkapkan, sebagai chef yang mengikuti tradisi rambanan yakni, mencari bahan makanan dari tanaman liar di sekitar bakal membagikan pengalamanya untuk merespon tema  UFF 2025 yakni  herritage.

“Respon saya dengan heritage, saya ingin membagikan lebih luas lagi apa yang telah saya pelajari dan lakukan selama ini,” kata Made Masak. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *