Bocah Heroik yang Panjat Tiang Bendera saat HUT RI di Belu NTT Bisa Lanjut Seleksi Prajurit TNI AD

ande kala
Yohanes Ande Kala atau Joni Kala, yang sempat viral karena aksi heroiknya memanjat tiang bendera di Belu, NTT pada 2018 lalu. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Masih ingat bocah heroik yang memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali yang nyangkut di tiang saat upacara bendera HUT Kemerdekaan RI tahun 2018  di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT)? Kini, sang bocah bernama Yohanes Ande Kala itu sudah beranjak dewasa.

Berbekal Piagam Penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud RI, Joni panggilannya mendaftar menjadi prajurit TNI Angkatan Darat Tahun Anggaran 2024. Namun sayang, tinggi badannya tidak memenuhi syarat sehingga sempat dinyatakan tidak memenuhi syarat mengikuti seleksi.

Bacaan Lainnya

Terkait hal ini, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana SE MM menjelaskan, Joni masih diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi Prajurit TNI AD TA 2024 atau seleksi prajurit yang digelar Kodam IX/Udayana.

Joni diberikan kesempatan untuk melanjutkan serangkaian tes yang berlangsung di Kota Kupang, wilayah Korem 161/WS. Hal tersebut disampaikan Kapendam oleh terkait update seleksi Prajurit TNI AD terhadap Joni yang sempat dinyatakan tidak memenuhi syarat seleksi.

“Utamanya karena tinggi badan persyaratan minimal 163 cm, sedangkan daerah tertinggal seperti di wilayah NTT dengan ketentuan khusus 160 cm. Joni tingginya hanya 155,8 cm. Namun ini masih tahap administrasi,” ujar Kapendam saat dikonfirmasi, Selasa, 6 Agustus 2024.

Lebih lanjut Kapendam menanggapi pemberitaan yang viral karena Joni memperoleh Piagam Penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud berkat aksi heroik Joni saat Upacara Peringatan HUT RI ke-73, pada 17 Agustus 2018 silam di Belu, NTT. Penghargaan tersebut menjadi bahan pertimbangan pimpinan Angkatan Darat agar Joni bisa melanjutkan tes seleksi prajurit.

“Terkait Piagam Penghargaan tersebut telah dilaporkan ke Mabes AD. Perintah dari Mabes untuk diberikan kesempatan mengikuti tes, nanti akan kita gali apakah ada potensi-potensi yang lebih di bidang lainnya,” ungkap Kapendam.

Joni akan mengikuti tes kesehatan, postur, jasmani dan akademik sampai dengan psikotes. Nantinya dari serangkaian tes tersebut apakah terdapat potensi yang sangat kuat sebagai keunggulan dari Joni.

Serangkaian tes yang sudah disiapkan nantinya dilaporkan ke Mabes TNI AD selaku pengambil keputusan akhir.

“Nah kalau memang ada poin-poin potensi yang bersangkutan sebagai keunggulan khusus yang bisa menutup kekurangan tadi, ya kita laporkan ke Mabes AD. Oleh karenanya, Joni tetap diikutkan. Nanti kita nilai secara keseluruhannya, kemudian datanya kita sampaikan ke Mabes. Selanjutnya Mabes AD yang berikan keputusan,” tegas Kapendam. (pp03)

Pos terkait