Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba bersama Wakil Gubernur Bali Cok Ace di acara Stakeholder Gathering 2022 “BPR Kanti is Back”.
DENPASAR | patrolipost.com – Berlangsung semarak dan penuh kebersamaan, dihadiri berbagai stakeholder yang kompak menggunakan pakaian bernuansa merah putih sebagai bentuk semangat menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan RI. BPR Kanti menggelar Stakeholder Gathering 2022 disertai dengan Pengundian Tabungan ArisanKU Bersama BPR Bali pada Senin (15/8/2022) malam di Hongkong Garden, Denpasar.
Tampak hadir seperti dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah VIII Bali Nusra, perwakilan Pemprov Bali, DPD Perbarindo Provinsi Bali, para petinggi BPR dari seluruh Bali, karyawan dan perwakilan nasabah BPR Kanti serta undangan lainnya.
Stakeholder Gathering 2022 “BPR Kanti is Back” ini juga menjadi upaya memperkuat kebersamaan mendukung berbagai upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi Bali yang sempat terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19.
Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba dalam sambutannya mengungkapkan acara Stakeholder Gathering 2022 “BPR Kanti is Back” ini juga menjadi ajang melaporkan kinerja BPR Kanti kepada nasabah, pemerintah dan stakeholder terkait serta bagian komitmen meningkatkan pelayanan prima.
Terkait tema “BPR Kanti is Back” ini, Arya Amitaba mengungkapkan di masa pandemi Covid-19, BPR pernah mengalami kesulitan likuiditas dan menghadapi berbagai tekanan, lembaga keuangan sempat berada dalam kekhawatiran yang luar biasa. Namun semua itu sudah mampu dilewat dengan baik.
“Ekonomi Bali mulai tumbuh dan harus jadi perhatian bersama-sama, perlu Bali mendapatkan perhatian khusus,” katanya.
Di tahun 2022 ini BPR Kanti sudah mengalami pertumbuhan yang positif dimana aset tumbuh 5,45 persen, Dana Pihak Ketiga juga bertumbuh. Lalu kredit tumbuh sebesar 47,70 persen secara year on year atau tumbuh Rp 132 miliar dari permohonan masuk sebesar Rp 506 miliar.
Terkait Pengundian Tabungan ArisanKU Bersama BPR Bali, Arya Amitaba mengungkapkan Tabungan ArisanKU diluncurkan Januari 2021, dan sekarang diundi. “Ini merupakan bagian produk BPR Kanti yang banyak memberikan manfaat,” imbuh Arya Amitaba.
Dikatakan BPR hidup dari penyaluran kredit, kalau penyaluran kredit bermasalah perlahan bank akan mati. “Maka kita harus seperti mengayuh sepeda, untuk menjaga keseimbangan kita harus terus mengayuh sepeda itu. Dan melakukan berbagai inovasi wujud karya kita sebagai seorang banker,” kata Arya Amitaba.
BPR Kanti juga memberikan modal kerja BPR dan koperasi, membantu koperasi dan BPR yang kesulitan likuiditas, melakukan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas SDM BPR dan koperasi.
Fokus ke depan dari BPR Kanti agar terus bisa berbagi, membantu dan melayani. Berbagi pengetahuan di Pusdiklat, membantu BPR dan koperasi dan kami siap melayani persoarangan maupun lembaga sehingga maki banyak bisa membantu. Kami terus berkarya memberikan yang terbaik,” terang Arya Amitaba.
Amitaba menegaskan BPR Kanti sebagai bank komunitas ingin lebih memberikan manfaat bagi semua baik bagi masyarakat, UMKM, koperasi dan BPR serta pihak lain. “Yang punya dana simpan di BPR Kanti dan yang butuh dana datang ke BPR Kanti untuk ikut menggerakan perekonomian daerah,” ajak Amitaba.
BPR Kanti juga terus hadir dengan inovasi produk yang menjadi kebutuhan masyarakat. Salah satu terobosan terbaru BPR Kanti sedang merancang produk Kredit Bersama dengan BPR dan koperasi, didukung penuh oleh ILO atau organisasi buruh internasional.
“BPR Kanti juga mencetak SDM, bankir yang profesional dan melayani dengan hati serta mampu mencapai aktualisasi diri,” ungkap Arya Amitaba lantas menambahkan BPR Kanti juga sudah menyiapkan Roadmap Digitalisasi.
“BPR Kanti menargetkan jadi BPR terbaik dari sisi kualitas pelayanan dan kinerja, agar BPR Kanti jadi kebanggaan Bali dan stakeholder,” tutup Amitaba.
Dalam Stakeholder Gathering 2022 “BPR Kanti is Back” ini juga dilakukan penandatangan MoU antara BPR Kanti dengan Law Firm Lembaga Keuangan Indonesia terkait kerjasama dalam bidang penanganan hukum di BPR karena banyak masalah kredit baik karena pandemi maupun moral hazard.
Sebagai implementasi Kerjasama ini, Law Firm Lembaga Keuangan Indonesia siap memberikan bantuan konsultasi hukum gratis kepada nasabah likuid dari BPR Kanti, hingga memberikan pendampingan dan edukasi hukum kepada pengelola BPR dan koperasi.
“Lembaga keuangan harus siap menggugat dan digugat untuk mempertahankan eksistensi lembaga keuangan mikro. Dan besok kita adaka diskusi hukum di Pusdiklat untuk antisipasi persoalan kredit,” terang Arya Amitaba.
Kepala Divisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi BI Bali Agus Sistyo Widjajati menyatakan pertumbuhan ekonomi nyata di BPR Kanti. “Tahun lalu memberikan satu mobil sekarang memberikan dua mobil. Ini artinya ada pertumbuhan ekonomi yang nyata di BPR Kanti,” pujinya.
BI Bali juga memberikan apresiasi kepada BPR Kanti yang sudah melakukan digitalisasi. Dikatakan digitalisasi menjadi solusi memenuhi kebutuhan nasabah perbangkan. BI men-support digitalisasi dalam tiga hal yakni digitalisasi produk, digitalisasi market dan digitalisasi transaksi.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah VIII Bali Nusra Giri Tribroto mengapresiasi konsistensi dan eksistensi BPR Kanti dalam menggerakkan perekonomian daerah serta membantu menjaga optimisme lembaga keuangan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Ternyata benar BPR ini masih mengakar kuat dan masih dibutuhkan masyarakat dilihat dari jumlah kantor yang sama di masa pandemi dan setelah pandemi, Dana Pihak Ketiga juga terus bertumbuh, penyaluran kredit BPR di Bali juga sudah mencapai 12 triliun rupiah,” papar Giri Tribroto.
Wakil Gubernur Bali Prof Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) juga memuji kiprah BPR Kanti dalam membantu menggerakkan perekonomian Bali. Ia juga mengatakan pandemi Covid-19 memberikan pelajaran penting dalam pengelolaan keuangan baik di sektor swasta maupun pemerintah.
“Sebelum pandemi, ekonomi Bali luara biasa, pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional, pengangguran paling rendah, tapi saat pandemi sangat terpuruk. Pernah di posisi 34,, sekarang baru naik ke posisi 31. Jadi tugas kita ikut membantu mempercepat pemulihan ekonomi Bali,” papar Cok Ace.
Cok Ace juga menyampaikan kekhawatirannya terkait aset-aset pelaku pariwisata Bali yang dilelang atau dijual dan banyak dimiliki orang luar Bali. “Kalua aset banyak dimiliki orang luar Bali maka akan terjadi pergeseran pola pengembangan pariwisata Bali. Itu yang kita khawatirkan,” uajr Cok Ace lantas mengajak pihak perbankan memberikan atensi kepada pengelola pariwisata.
“Berikan mereka kesempatan memulihkan usahanya,” harap Cok Ace. (wie)