LARANTUKA | patrolipost.com – Erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur (NTT) mengakibatkan para penduduk di sekitar area gunung tersebut mengungsi ke daerah yang aman. Berkumpulnya masyarakat yang mengungsi tersebut tentunya akan menimbulkan masalah baru, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar.
Hal ini turut menjadi perhatian Satuan Brimob dari Batalion B Pelopor Polda NTT. Satuan Brimob tersebut mulai aktif menjalankan aktivitas bantuan di lokasi pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur (NTT) sejak Sabtu (6/1/2023) pagi.
Pada hari pertama di lokasi pengungsian, sejumlah personel Brimob langsung mendirikan dapur umum untuk menyediakan makanan bagi para pengungsi. Dua dapur umum didirikan di halaman Kantor Desa Konga, Kecamatan Wulanggitang, dan halaman kantor Camat Wulanggitang.
Personel Brimob bersama Tim Tagana dan masyarakat setempat melakukan proses penyajian makanan, mulai dari persiapan sayuran, bumbu dapur, hingga memasak nasi dan lauk pauk.
Iptu I Wayan Sukadana, Ps Danki Batalion B Pelopor Brimob Polda NTT menyatakan bahwa 27 personel diterjunkan untuk membantu korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
“Sebagian personel berada di Posko kantor camat Wulanggitang, dan sebagian lagi berada di Posko kantor Desa Konga, Kecamatan Titehena,” ujar Iptu Wayan.
Personel Brimob tidak hanya memasak di dapur umum, tetapi juga akan langsung membagikan makanan kepada para pengungsi di posko utama dan tenda darurat yang dibangun mandiri oleh masyarakat.
Iptu Wayan berharap kehadiran Sat Brimob Polda NTT dapat membantu meringankan beban para korban dan memberikan rasa nyaman dan aman kepada pengungsi.
“Semoga makanan yang kita siapkan dapat menjadi berkah dan bermanfaat untuk masyarakat korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ini,” pungkasnya.
Sementara itu Benediktus Bolibapa Herin, seorang pejabat Kabupaten Flores Timur sebelumnya mengatakan, abu vulkanik dari letusan baru-baru ini telah berdampak pada dua kecamatan di dekat gunung itu, menyebabkan lebih dari 2.200 penduduk mengungsi ke tempat-tempat penampungan sementara yang didirikan pemerintah setempat.
Benediktus juga memaparkan, pengungsi di (kecamatan) Wulanggitang berjumlah 1.931 orang, dan di (kecamatan) Ile Bura 328 orang. (pp04)