Buku Anak ‘Payung Nina’ Sudah Terbit di 5 Negara

Wahyu Kuncoro penulis buku anak Payung Nina.

DENPASAR | patrolipost.com – Clavis, penerbit literatur anak-anak berbahasa Belanda gelar bincang buku bersama author Wahyu Kuncoro dan Ilustrator Danielle Schothorst di Jl Kanda No 8A, Sanur Densel, Minggu (17/11/19).  Clavis salah satu rumah penerbitan buku anak-anak di Hasselt, Belgia dengan kantor di Amsterdam dan New York City adalah penerbit literatur anak-anak berbahasa Belanda.

Dalam kesempatan tersebut Clavis memperkenalkan buku berjudul Payung Nina sekaligus meet author Wahyu Kuncoro dan Ilustrator Danielle Schothorst. Wahyu Kuncoro penulis asal Magelang, Jateng yang kini tinggal di Dentim Bali, berhasil menembus pasar internasional dan mampu bersaing dengan buku terbitan Clavis lainnya dari berbagai dunia.

Buku Payung Nina yang terdiri dari 24 halaman bercerita tentang seorang anak perempuan bermain hujan bernama Nina. Nina memiliki 4 payung dan ia memilih membawa payung pelangi kesayangannya. Lalu angin bertiup kencang, sehingga payung Nina terbang terbawa angin. Diceritakan kisah Nina yang berusaha mengejar payung kesayangannya di bawah hujan.

Setelah payung Nina terjatuh di atas rerumputan, tiba-tiba seorang anak laki-laki menemukan payung tersebut. Betapa bahagianya anak lelaki itu temukan dan bermain payung Nina di bawah hujan. Akhirnya Nina pun turut bahagia melihat payung itu membuat orang lain bahagia. Nina pun mengikhlaskan payung pelanginya menjadi milik orang lain.

Wahyu Kuncoro dalam pemaparannya banyak memberikan penjelasan serta pesan tentang perjalannya dalam menulis buku. Dia juga menerangkan dirinya mendapat inspirasi cerita Payung Nina ini ketika berada di Maumere Flores. Sedangkan pilihan nama ia mencari yang universal karena akan diterapkan di berbagai negara, sehingga memberi nama Nina pada tokoh cerita itu sesuai dengan nama sang adik perempuannya.

“Waktu itu saya pernah berada di Flores selama 2 tahun dan di sana ada seorang gadis yang menggunakan payung berangkat sekolah. Payung itu di bagi 4-5 orang. Memilih nama itu universal, karena bukan di Indonesia saja dibaca. Kebetulan nama adik saya juga Nina,” kata Wahyu.

Wahyu Kuncoro berharap anak-anak di Indonesia semakin giat dalam membaca. Ia percaya melalui tokoh Nina yang kuat ini mampu mendorong literasi anak-anak dengan memberi imajinasi yang berbeda.

Buku payung Nina ini sudah tersebar di 5 negara diantaranya Belgia, Belanda, China,  Indonesia dan Amsterdam ini diharapkan mampu lanjut ke series berikutnya.

Winda Ariani Susilo selaku Publisher Clavis Indonesia mengatakan, buku Payung Nina ini akan membangun setiap imajinasi seorang anak walaupun anak tidak bisa membaca.

“Buku ini lebih ke anak-anak dari usia 0-12 tahun. Melalui buku Payung Nina anak yang tidak bisa membaca pun bisa menggunakan buku ini, karena akan membuat anak berimajinasi dengan ilustrasi gambar yang ada di buku. Setiap anak pasti memiliki imajinasi yang berbeda tentang gambar-gambar yang ada di buku payung Nina. Meskipun sang anak membaca buku ini setiap hari tapi pencapaian imajinasinya berbeda-beda,” tutur Winda.

Menurut Winda dengan adanya buku dari Clavis ini anak-anak akan tertarik membaca karena mereka merasa tidak digurui, karena anak-anak melihat cerita  dari sudut pandang anak itu sendiri.

Winda sebagai Publisher Clavis Indonesia tidak hanya memasarkan buku-buku terbitan Clavis yang sudah ada ke Indonesia, tetapi tetap mencari penulis dan ilustrator berbakat tanah air.

“Selain menerbitkan buku, kami juga mencari penulis dan ilustrator Indonesia yang nantinya karya mereka kami terbitkan dan dipasarkan di 50 negara,” ucap Winda.

Acara ini banyak dihadiri ibu dan mama muda (mahmud). Dalam agenda bincang buku dan book signing tersebut mereka tampak gembira bersama anak-anaknya karena bisa bersua dengan penulis buku anak-anak. (cr02)

Pos terkait