BORONG | patrolipost.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur (Matim) gelar wicara (talk show) dengan tema “Pencegahan dan Penanganan Covid-19” di Aula Rumah Jabatan Bupati Matim di Borong, Matim, Senin (10/1/22).
Kegiatan ini merupakan bagian dari evaluasi pelaksanaan penanganan dan pencegahan Covid-19 di Kabupaten Manggarai Timur pada tahun 2021 dan juga untuk mempersiapkan langkah-langkah strategis pada tahun 2022.
Hadir sebagai narasumber, Bupati Manggarai Timur Agas Andreas, Romo Vikep Borong Romo Simon Nama Pr dan Kepala Dinas Kesehatan Matim dr Surip Tintin. Hadir juga Pastor Paroki Borong Rm Aleksius Saridin Pr dan Eduardo RY Agas, siswa SDK St Eduardus yang adalah penyintas Covid dan Nigel Rasyid, siswa SDK Rana Loba. Tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan guru-guru juga hadir dan berbagi banyak hal dalam gelar wicara tersebut.
Pada kesempatan ini, Bupati Agas menyampaikan langkah-langkah taktis yang diambil Pemkab Matim di tahun 2021 untuk penanganan Covid-19.
“Awal pandemi di Indonesia pada bulan Maret 2021, Manggarai Timur sudah langsung mengambil langkah antisipatif dengan membangun pos-pos jaga di pintu-pintu masuk dan memperketat penjagaan terhadap warga yang berasal dari luar wilayah kabupaten. Hal ini terbukti efektif karena cukup lama Matim berada di zona hijau. Ketika sudah ada warga yang dinyatakan positif, Pemkab melalui gugus tugas melakukan tracing dan tracking dengan cukup ketat agar virusnya tidak menyebar lebih luas,” kata Bupati Agas.
Selain itu disampaikan bahwa Pemkab juga berpikir jauh dan mengambil langkah antisipatif secara ekonomi untuk membantu warga yang terkena Covid-19 maupun yang terkena dampaknya, terutama secara ekonomi.
“Salah satu dampak serius dari pandemi ini adalah ekonomi masyarakat. Ini menjadi salah satu perhatian Pemkab selain masalah kesehatannya. Tahun 2021 Pemkab Matim memberikan bantuan untuk mahasiswa asal Manggarai Timur yang sedang mengenyam pendidikan di luar daerah,” jelasnya.
Bupati Agas melanjutkan, Matim ini daerah subur dengan hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah, jadi walaupun susah uang, kita yang disini masih bisa makan dan sehat. Anak-anak kita yang sedang sekolah di luar Matim lebih membutuhkan uang untuk hidup di tanah rantau. Pada saat yang sama Pemkab juga menyediakan shelter untuk masyarakat positif Covid, yaitu shelter RSUD, shelter Kevikepan, shelter Ruko Pemda dan shelter IKM.
Vikep Borong, Rm Simon Nama menjelaskan kehadiran gereja bersama pemerintah dalam pencegahan Covid-19. Melalui mimbar di gereja para pastor memberikan edukasi dan sosialisasi pencegahan dan langkah mengobati Covid-19.
“Gereja hadir dan ada bersama Pemkab dan masyarakat Manggarai Timur untuk memerangi Covid-19 ini. Selain edukasi melalui kegiatan-kegiatan rohani, gereja juga membuka diri dengan menyediakan kevikepan sebagai salah satu shelter untuk pasien Covid. Beberapa biarawan juga positif Covid-19 dan untuk ini pihak gereja juga tidak menutup diri untuk menjalankan tracing dan tracking,” kata Rm Simon.
Romo Lexi dan Radit Agas pada kesempatan gelar wicara ini bercerita tentang pengalamannya menjadi penyintas Covid-19. Romo Lexi menyampaikan bahwa, salah satu hal yang cukup berat dihadapi adalah ketakutan karena memiliki komorbid dan juga menghadapi lingkungan yang menghindar dengan cara yang cukup menyakitkan perasaan.
“Covid-19 semakin mendekatkan saya dengan Tuhan, karena ketika di shelter kami (para pasien) benar-benar dilayani dengan baik oleh petugas kesehatan dan diberikan waktu sebanyak-banyaknya untuk beristirahat memulihkan kondisi. Waktu yang ada saya pakai untuk lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan,” ungkap Romo Lexi.
Sedangkan Radit menuturkan ketakutannya ketika dinyatakan positif. “Saya diswab karena kontak erat dengan opa. Waktu tau kalau saya positif, saya menangis karena takut. Takut bahwa saya dan opa akan meninggal, sedangkan mama, bapa, adik-adik dan oma tidak positif.”
Kadis Kesehatan Matim dalam paparan singkatnya menjelaskan tentang varian baru Covid-19 yang sedang ramai dibahas oleh masyarakat yaitu Omicron.
“Varian omicron ini menjadi berbahaya karena pola penularannya lewat udara, bukan lagi droplet seperti varian Delta dan varian lainnya. Karena menular lewat udara maka dia lebih mudah menular dan untuk ini maka tindakan pencegahan paling baik adalah dengan selalu memakai masker dengan benar. Varian ini bisa menulari orang-orang yang sudah divaksin lengkap tetapi efeknya tidak akan berbahaya seperti varian Delta,” kata dr Surip Tintin.
Nigel Rasyid yang mewakili anak-anak dalam gelar wicara ini menyampaikan hal-hal yang dia ketahui tentang Covid-19 dan kesiapannya untuk divaksin.
“Saya pernah disuntik dan sakitnya hanya sedikit saja. Saya bersama adik-adik sering ngobrol dengan mama dan bapa tentang virus ini dan kami tahu bahwa virus ini berbahaya. Karena Covid kami tidak bisa sekolah seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak sekolah tapi juga tidak bisa jalan-jalan. Supaya bisa tetap sekolah tatap muka, bertemu dan bermain dengan teman-teman, saya mau untuk divaksin,” pungkas Rasyid. (pp04)