BANGLI | patrolipost.com – Wacana membangun rumah sakit di Kecamatan Kintamani yang dilontarkan kalangan DPRD disambut baik Bupati Bangli I Made Gianyar. Menurut Bupati, pembangunan rumah sakit di Kintamani tiada lain untuk mempermudah masyarakat mengakses layanan kesehatan.
Bupati mengatakan, memang sebelumnya sempat ada usulan membangunan rumah sakit di Kintamani karena sistem rujukan berjenjang yang diberlakukan bagi peserta JKN-KIS.
“Sebelumnya untuk rujukan dari rumah sakit type D, baru kemudian ke rumah sakit type C atau B. Namun sekarang bisa langsung dibawa ke rumah sakit Bangli yang notabene tipe B,” jelas Made Gianyar, Kamis (23/1/2020).
Terlepas dari sistem rujukan berjenjang, kata Made Gianyar, jika melihat dari luas wilayah sangat memungkinkan dibangun rumah sakit di Kintamani. Tentu dengan dibangunnya rumah sakit masyarakat akan lebih mudah mengakses layanan kesehatan.
“Wilayah Payangan saja ada rumah sakitnya, jika melihat luas wilayah lebih luas Kintamani,” ujarnya sembari menambahkan tidak menapik banyak warga berobat ke luar daerah karena faktor jarak yang lebih dekat.
Sebut Made Gianyar, rencana untuk membangun rumah sakit di Kintamani bisa terwujud atau pembangunannya bisa dimulai tahun depan.
“Asalkan ada komitmen bersama baik dari eksekutif dan legeslatif dan dukungan dari masyarakat, impinan untuk membangun rumah sakit di Kintamani bisa terwujud. Kalau bisa tahun 2021 sudah dirancang, karena ini sudah akhir massa jabatan saya, tentunya bisa dilanjutkan oleh bupati terpilih,” jelas bupati asal Desa Bunutin, Kintamani ini.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Bangli dr I Nengah Nadi mengatakan, terkait wacana membanguan rumah sakit di Kinatamni memang sempat dibahas di dewan. Diakui memang sudah sempat melakukan kajian.
“Untuk membangun sebuah rumah sakit dibutuhkan lahan minimal luasnya 2 hektare, untuk sementara lahan belum ada,” ungkap Kadis asal Karangsem ini, seraya menambahkan untuk pembanguan Rumah sakit di Kintamani belum masuk dalam rencana pembanguan jangka menengah daerah (RPJMD) 2020.
Lanjut Nengah Nadi, sejauh ini masyarakat di Kintamani dapat mengakses layanan kesehatan di puskesmas–puskesmas. Untuk di Kecamatan Kintamani terdapat 6 puskesmas dengan 3 puskesmas melayani rawat inap.
“Untuk membangun rumah sakit selain masalah infarstruktur juga harus dipikirkan terkait alat medisnya dan juga tenaga kesehatannya,” sebut Nengah Nadi. (750)