SINGARAJA | patrolipost.com – Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyayangkan alat pemantau panas di pintu masuk Bali, terutama di Bandara I Gusti Ngurah Rai tak bekerja maksimal. Pasalnya, orang dengan dugaan terpapar Covid-19 bisa lolos ke Bali setelah melewati pintu pemeriksaan dengan thermoscan.
Bupati Agus menyampaikan itu usai membuka Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-107, Senin (16/3) di Kodim 1609/Buleleng.
“Ini model baru yang harus diantisipasi bersama. Karena thermoscan kita tidak optimal. Kok mereka bisa lolos masuk (ke Bali). Dan infonya sebelum memasuki areal pemeriksaan, mereka minum paracethamol. Tapi apapun itu kita tangani karena mereka warga kita,” kata Agus Suradnyana menyikapi bertambahnya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang diduga terpapar Covid-19.
Bupati berharap jika ada kasus seperti itu agar yang bersangkutan segera melapor ke tim medis dan dirawat di rumah sakit. Persoalannya, kata Bupati Agus, orang yang diduga terpapar itu masuk ke rumah, yang kasihan anak dan istri bersangkutan, bisa ikut terpapar.
”Kita lakukan antisipasi bersama tim teknis untuk menyiapkan infrastruktur rumah sakit Pratama di Desa Giri Mas, Sawan. Sekda menyiapkan surat imbauan dan Inspektorat serta Bagian Keuangan sedang minta fatwa BPK dengan kondisi siaga darurat untuk menggunakan dana bencana. Kekurangannya akan diambilkan dari beberapa proyek yang dipindahkan untuk menangani kasus ini. Estimasi anggaran antara Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar,” ujarnya.
Menyikapi kondisi yang berkembang belakangan, Bupati Agus menyatakan, menghentikan semua layanan yang bersifat publik. Selain sekolah, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dusdukcapil), salah satu instansi milik pemerintah yang dihentikan layanannya.
”Sudah kita putuskan semua layanan dihentikan. Disdukcapil kita hentikan layanannya selama dua pekan, termasuk sekolah di semua jenjang,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra membenarkan satu orang lagi dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dicurigai terpapar Covid-19. Pasien yang berjenis kelamin laki-laki tinggal di wilayah Kecamatan Sukasada, sedang mendapat perawatan intensif di ruang isolasi RSUD Buleleng.
Pasien tersebut memiliki riwayat bekerja di sebuah kapal pesiar. Sebelum kembali ke Buleleng, Minggu (15/3/2020), ia sempat berada di Italia selama beberapa waktu. Dan baru masuk ke RSUD Buleleng pada Senin (16/3/2020) dinihari dengan gejala yang dicurigai mirip dengan orang yang terpapar virus corona.
”Kami dapat laporan ada tambahan pasien, satu orang WNI kini masuk dalam PDP. Jadi total ada 3 orang yang sedang diisolasi,” ungkapnya.
Sutjdira mengaku telah melakukan kordinasi dengan Muspika Sukasada untuk melakukan penelusuran agar diketahui siapa saja yang pernah berinteraksi dengan pasien tersebut. Hal ini, kata Sutjidra, untuk dilakukan pengawasan sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 di Buleleng.
”Kami sudah minta untuk lakukan penelusuran termasuk kepada keluarganya (pasien, red). Saat ini sudah dilakukan pembatasan untuk melakukan interaksi dengan orang sekitar. Mereka diminta membatasi komunikasi dengan masyarakat luas. Itu sesuai dengan anjuran bapak Presiden terkait sosial distancing,” kata Sutjidra.
Terkait dugaan pasien terpapar tersebut sebelum masuk Bali dan alat thermoscan tidak mampu mendeteksi panas tubuh, Sutjidra mengaku, sudah berkoordinasi dengan Gubernur Bali, Wayan Koster.
”Kita perlu bersikap, karena masih bisa lolos di Bandara. Termasuk dinas tenaga kerja kami sedang meregistrasi kembali TKI yang bekerja di luar negeri. Karena telah banyak ada permintaan dari TKI yang bekerja di luar negeri yang meminta agar mereka bisa kembali ke Buleleng,” tandas Sutjidra. (625)