GIANYAR | patrolipost.com – Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korda Gianyar mengadakan kegiatan Pasraman Pemangku dan Serati Banten yang dibuka Bupati Gianyar, I Made Mahayastra di Aula Geria Taksu Kemenuh Sukawati, Minggu (28/5) pagi. Kegiatan ini diikuti kurang lebih 270 pinandita dan serati banten yang ada di Kabupaten Gianyar.
Kegiatan ini juga dihadiri Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Bidang Pendidikan, Jro Mangku Gusti Made Sunartha didampingi Kementerian Agama Provinsi Bali, Sekda Kabupaten Gianyar dan Kepala OPD di Lingkungan Pemkab Gianyar.
Jro Mangku Gusti Made Sunartha mengungkapkan, pasraman pemangku dan serati banten yang dilaksanakan ini sebagai wadah informasi dan bertukar pikiran, dan juga sebagai ajang komunikasi antar sesama. Dimana, Pemangku bisa dibilang sebagai ujung tombak bagi masyarakat di dalam pelaksanaan ajaran agama Hindu, maka setiap saat semestinya ada peningkatan-peningkatan pemahaman yang terkait dengan pemahaman kepemangkuan, adat, dan budaya.
Banyaknya perkembangan dan transformasi jaman membuat umat yang dilayani selalu mengalami perubahan. “Maka dari itu, kita sebagai pemangku umat harus selalu menyiapkan diri dengan bekal Weda yang kuat untuk memberi pemahaman dan melayani umat kita di era global seperti ini,” ujarnya.
Dalam sambutannya Bupati Mahayastra menyampaikan, perkembangan PSN Korda Gianyar sangat membanggakan, karena dengan adanya lembaga ini banyak pemangku yang ada di Gianyar bisa didata dan mendapatkan wawasan yang lebih baik. Dengan adanya pasraman ini, pemangku dan serati banten yang mengikuti harus betul-betul mendengarkan narasumber agar bisa menerapkan di desa masing-masing dan menjadi sumber informasi kepada pemangku yang lain.
“Saya berharap belajar dengan serius dalam kegiatan pasraman ini guna bekal untuk menjadi yang lebih baik kedepannya,” terangnya.
Ketua PSN Korda Gianyar Jero Mangku Nyoman Sudiana mengatakan, pelaksanaan pelatihan dalam bentuk pasraman pemangku dan serati banten sudah berjalan beberapa kali. PSN Korda Gianyar mengadakannya rutin satu kali setiap tahun.
“Memang waktu ini sempat terhenti karena gering agung yang melanda, ini menjadi pelatihan awal setelah bencana tersebut melanda,” ucapnya.
Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari yakni tanggal 28-29 Mei, dengan narasumber yang hadir, diantaranya Jro Mangku Gede Dwija, I Gusti Made Sunartha dengan materi Tatwaning Kepemangkuan Dalam Meningkatkan Spriritual , Jro Mangku I Made Dwitayasa dengan materi Menggali Nilai-Nilai Filosofi Dalam Upacara Agama, Ida Padanda Nabe Gede Buruan dengan materi Eksistensi Wariga Dalam Pelaksanaan Panca Yadnya di Era Globalisasi, dan terakhir oleh Ida Pedanda Istri Oka Tembuku dengan materi Peran Serati Banten Dalam Pelaksanaan Panca Yadnya. (kominfo/aje)