GIANYAR | patrolipost.com – Rencana pembangunan Pasar Umum Gianyar yang dikonsep modern, mulai tanggal 14 Mei mulai proses pengosongan dan pembongkaran. Proses pembongkaran diperkirakan berlangsung selama 2 bulan dan sudah disepakati dengan para pedagang. Hal ini ditegaskan oleh Bupati Gianyar Made Mahayastra di hadapan awak media di kantor Bupati Gianyar, Senin (4/5/2020).
Bupati Gianyar yang didampingi Kadis Perindag Luh Gede Eka Suary dan Kepala Bappeda Litbang Gede Widarma Suharta menjelaskan, wacana revitalisasi pembangunan Pasar Umum Gianyar sudah hampir 2 tahun lalu. Proyek ini sudah direncanakan dengan sangat detail dan hati-hati, dengan melihat kondisi pasar yang terletak di jantung Kota Gianyar ini.
Apalagi ke depannya menurut Bupati Mahayastra, Pasar Umum Gianyar akan dibuat menjadi sebuah destinasi wisata pasar tradisonal dengan wisata kuliner yang terbilang lengkap. Pasar akan dirancang menjadi pasar tradisional yang bersih dan higienis, sehingga wisatawan merasa nyaman untuk berkunjung dan berbelanja. Dengan total anggaran yang cukup besar yaitu Rp 250 M, Pasar Umum Gianyar akan menjadi pasar yang megah dengan fasilitas yang modern.
Terkait dengan relokasi maupun pembongkaran yang dimulai tanggal 14- 24 Mei ini menurut Bupati Mahayastra, Bappeda Litbang Gianyar sudah mengadakan sosialisasi dan berkali-kali bertemu dengan para pedagang dan sudah dikelompokkan berdasarkan produk yang dijual. Semua sudah disampaikan sesuai dengan tahapannya, dan para pedagang juga sudah menandatangani kesepakatan, kini tibalah saatnya untuk proses eksekusi.
“Kita sudah sampaikan semua tahapannya, kini tibalah tahap eksekusi artinya sudah akan mulai dibangun. Tidak ada pergeseran anggaran atau penundaan anggaran. Sudah kontrak kerja dan sekarang akan dimulai kontrak pembangunan fisik,” tegas Mahayastra.
Ditambahkan, jika saat ini ada pedagang yang meminta penundaan relokasi, ditegaskannya sudah tidak ada lagi proses negosiasi. Karena jadwal pengerjaan sudah jelas, tidak bisa diubah lagi. Sementara untuk tempat relokasi sendiri sudah siap, yakni terletak di jalan utama di Kelurahan Samplangan.
“Saya tidak memikirkan BEP (Break Event Point), tidak memikirkan retribusi yang akan didapatkan, yang saya inginkan kota ini harus dibangun, harus bersih, tertata. Pedagangnya senang, nyaman dan memperoleh keuntungan yang banyak. Kalau ada satu atau dua orang yang tidak setuju dengan membuat spanduk penolakan, saya tidak akan pedulikan dan saya akan maju terus,” tegas Bupati Mahayastra.
Bupati juga menegaskan kalau ternyata sampai akhir tanggal yang ditentukan yaitu 24 Mei tidak dikosongkan, maka akan dibuldoser. Bupati sendiri akan memimpin pengosongan itu, ini karena ini sudah ada kesepakatan bersama para pedagang.
Terkait dengan sistuasi pandemik ini, menurut Mahayastra sesuai dengan amanat presiden bahwa pemulihan Covid-19 tidak hanya berperang di bidang kesehatan saja. Namun kita harus berjuang memulihkan ekonomi dengan bergulirnya semua aktivitas ekonomi. Sehingga kata Bupati Mahayastra dirinya tetap pertahankan 736 M belanja modal dimana salah satunya adalah pembangunan Pasar Umum Gianyar. Kita harus memperhitungkan beberapa orang yang bisa mengais rezeki di toko-toko nanti, berapa ribu tenaga kerja yang akan mencari makan di sana dan lain-lainnya.
“Inilah salah satunya mengapa saya ngotot menjalankan roda perekonomian, sesuai dengan amanat presiden, harus perekonomian itu tetap dijaga dengan tetap menjalankan protokol penanganan Covid-19, termasuk tenaga kerja yang bekerja nanti, dan semua itu sudah saya pikirkan,” tegasnya lagi.
Terkait dengan jumlah pedagang nanti, pedagang lama tetap diprioritaskan yaitu sebanyak 1.102 pedagang yang ber SK. Dan untuk relokasi sementara bagi pedagang sudah disediakan tempat di Kelurahan Samplangan Gianyar. (hms/eni)