SEMARAPURA | patrolipost.com – Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta bersama Nyonya Ayu Suwirta terenyuh begitu menemui ada 4 orang anak yatim piatu saat melakukan kegiatan Bedah Desa di Desa Sakti, Sabtu (7/11).
Saat ditanya bupati, sang bocah berusia taman kanak-kanak (TK), Nyoman Intaran (5) ini menyebutkan dirinya tidak memiliki ayah dan ibu lagi, yatim piatu.
Didampingi kakaknya, I Made Wijaya (13) bercerita kepada bupati bahwa ayahnya seorang nelayan yang hilang saat melaut dan jenazah ayahnya tidak ditemukan oleh warga.
”Sampai saat ini jenazah ayah, Nyoman Wirasta (45) asal Desa Sakti, Nusa Penida tidak ditemukan. Ayah tenggelam di laut akibat jatuh dari tebing Pantai Gamat empat bulan lalu, tepatnya Kamis (2/7/2020),” ungkap I Made kepada bupati.
Saat ini, dirinya bersama tiga saudaranya telah menjadi yatim piatu. Hidup mereka berempat terpaksa berpisah karena masing-masing diasuh oleh kepala keluarga yang berbeda dari saudara ayahnya.
Kepergian Nyoman Wirasta tersebut membuat keempat anaknya hidup tanpa orang tua. Ni Wayan Nila Lovina (16), I Made Wijaya (13), I Nyoman Intaran (5) dan Ketut Sakti (3) hidup berpisah karena masing-masing dirawat oleh saudara dari almarhum.
Sebelum meninggal sang ayah Nyoman Wirasta, keempat anak tersebut terlebih dulu ditinggal oleh ibunya, Ni Nyoman Lunatih tahun 2019 yang meninggal akibat sakit kelumpuhan.
Salah seorang kerabat almarhum Nyoman Wirasta yaitu Komang Ardiasa saat ditemui di kediaman almarhum Nyoman Wirasta di Desa Sakti mengaku, kini anak-anak almarhum telah diasuh secara terpisah. Hal tersebut terpaksa dilakukan agar semua keluarga besar mereka bisa secara bahu membahu membantu keempat anak almarhum.
Penuturan Komang Ardiasa yang merupakan keponakan almarhum mengaku telah mengajak anak nomor dua atas nama Made Wijaya sejak ibunya meninggal dunia tahun 2019. Saat itu Made Wijaya yang masih SD ingin tetap tinggal dengan kakak dan adiknya. Namun karena keadaan tidak memungkinkan karena kondisi ekonomi almarhum maka Komang Ardiasa tetap membujuknya.
“Saya bujuk terus biar mau ikut saya. Akhirnya mau dan saya rawat,” ujar bapak tiga anak tersebut yang kini telah mengangkat Made Wijaya menjadi anak keempatnya.
Komang Ardiasa mengaku setelah ditinggal kedua orang tuanya, Made Wijaya sudah bisa mandiri. Ia kini bersekolah di SMP 2 Nusa Penida yang jaraknya 4 Km dari tempat tinggalnya di Desa Sakti, Nusa Penida.
“Kalau sekolah naik motor karena tidak ada kendaraan umum. Tidak bisa jalan karena jauh sekali,” bebernya.
Kakak pertama Nila Lovina bersama adiknya paling kecil Ketut Sakti (3) kini tinggal di Pulau Lembongan Desa Jungutbatu dirawat oleh Made Wirawan yang merupakan kakak almarhum. Sementara I Nyoman Intaran dirawat di rumahnya oleh Wayan Widrawan saudara kandung almarhum yang memang tinggal satu pekarangan dengan almarhum.
Beruntung kehadiran Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bisa menemui Made Wijaya (13) dan Nyoman Intaran (5), yang begitu gembira saat ditemui Bupati dan Nyonya Suwirta. Mereka sangat gembira ketika Bupati Suwirta hadir seraya membawakan bingkisan yang berisikan makanan dan sembako kepada mereka.
Melihat kondisi memprihatinkan, Bupati Suwirta langsung perintahkan Kadis Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kadis), I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya untuk memberikan bantuan rutin kepada keempat anak yatim piatu tersebut.
“Sudah diupayakan untuk mendapatkan bantuan rutin,” jelas Gusti Ngurah Agung Mahajaya sesuai perintah Bupati Suwirta kepada dirinya. (855)