SEMARAPURA | patrolipost.com – Permasalahan air bersih di Nusa Penida kembali menjadi sorotan. Bupati Klungkung I Made Satria menegaskan bahwa pihaknya menargetkan penyelesaian persoalan tersebut dalam waktu dua tahun ke depan.
Hal itu disampaikan setelah terungkap tingginya tingkat kebocoran air pada sistem perpipaan yang mencapai 37 persen. Menurut Bupati Satria, meskipun sejumlah jaringan pipa telah terpasang, namun sebagian besar belum berfungsi optimal.
“Ada pipa terpasang, tapi air tidak mengalir. Potensi kebocoran sangat besar, data terakhir bulan November sekitar 37 persen. Seharusnya batas maksimal hanya 25 persen,” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi ini menimbulkan ironi karena di satu sisi masyarakat mengalami kekurangan air, sementara di sisi lain air banyak terbuang percuma akibat pipa induk yang bocor dan belum dapat diperbaiki.
Selain itu, ditemukan pula penyalahgunaan aliran air oleh sebagian warga.
“Ada yang sengaja membelokkan pipa induk untuk mengalirkan air ke cubang pribadi, bahkan ada yang menjual air. Ini merugikan PDAM dan masyarakat luas,” tegasnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Klungkung merencanakan revitalisasi total sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kecamatan Nusa Penida. Mengingat besarnya kebutuhan anggaran proyek, Pemkab akan menggandeng pihak ketiga.
“Anggarannya sangat besar, jadi kami mencoba kerja sama dengan investor. Di Klungkung, kami belum punya kemampuan anggaran mandiri, sehingga harus mengambil kerja sama skema business to business,” jelas Bupati Satria.
Sementara untuk wilayah daratan Klungkung, revitalisasi sistem pemipaan induk juga akan dilakukan. Ia optimistis, setelah program ini rampung, keluhan masyarakat terkait air bersih bisa teratasi secara menyeluruh.
“Jika semuanya sudah berjalan, semua keluhan tentang air bersih akan kami tuntaskan,” tutupnya.
Sementara terkait sambungan air ke rumah tangga, saat ini masih berkangsung pemasangan sambungan rumah di Desa Tanglad, dan sedang berproses sampai tuntas.
Sementara untuk Desa Pejukutan, penyelesaiannya dijadwalkan pada tahun 2026, dengan cakupan sambungan lebih besar dibanding Tanglad, karena wilayah lebih luas.
Direktur Perumda Air Minum Panca Mahottama Klungkung I Nyoman Renin Suyasa mengungkapkan pembangunan jaringan air bersih di Tanglad sudah berjalan tahun 2025.
“Uji debit di Reservoar 6 menghasilkan pasokan 13 liter per detik. Cukup untuk melayani dua desa (Tanglad dan Pejukutan) yang selama ini belum terjangkau,” ujar Renin, Kamis (4/12/2025).
Uji coba dilakukan bersama Dinas PUPR Klungkung, UPT PAM Provinsi Bali, dan OP BWS Bali–Penida.
Jaringan pipa akan dibangun sepanjang 6 kilometer, menghubungkan Reservoar 3 Batukandik hingga Reservoar 6 Tanglad. Sosialisasi masyarakat sudah dimulai sejak April 2025.
“Awal pedaftaran di Desa Tangglad program Inpres tahun 2023 sebanyak 367 orang. Namun setelah Sosialisasi di Desa Tangglad pendaftarannya 400 orang lebih dan kini sudah kita pasang sebanyak 361 sambungan rumah. Target 31 Desember yang sudah mendaftar bisa terpasang semua (SR),” jelas Renin.
Sementara untuk di Desa Pejukutan, pemasangan sambungan rumah akan dilaksanakan Tahun 2026 oleh Dinas PU dengan dana BKK. Jumlah pendaftaran untuk sambungan rumah sudah mencapai 700 orang lebih,” jelasnya. (roni)
