SEMARAPURA | patrolipost.com – Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menerima penghargaan literasi perpustakaan digital dari Yayasan Mudra Swari Saraswati Bali. Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara Internasional Ubud Writers dan Readers Festival (UWRF) di Puri Agung Ubud, Kabupaten Gianyar, Kamis (27/10). Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk dukungan kepada sekolah atas penggunaan aplikasi perpustakaan digital.
Di Kabupaten Klungkung ada lima belas sekolah yang sudah menggunakan aplikasi tersebut. Diantaranya SD Negeri Besan, SD Negeri Dawan Kaler, SD Negeri 2 Getakan, SD Negeri 2 Tangkas, SD Negeri 2 Sampalan Klod, SD Negeri Sampalan Tengah, SD Negeri 3 Paksebali, SD Negeri 4 Nyalian, SD Negeri 3 Kusamba, SD Negeri 1 Aan, SD Negeri 1 Banjarangkan, SMP Negeri 2 Dawan, SMP Negeri 2 Semarapura, SMP Negeri 1 Dawan dan SMP Negeri 3 Dawan.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Suwirta mengucapkan terimakasih atas apresiasi yang telah diberikan oleh Yayasan Mudra Swari Saraswati Bali. Ini merupakan bentuk dukungan terhadap sekolah atas penggunaan aplikasi perpustakaan digital. Program ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada guru dan sekolah untuk mengakses berbagai bahan bacaan dalam satu gengaman.
“Terimakasih atas apresiasi yang telah diberikan oleh Yayasan Mudra Swari Saraswati Bali, mudah-mudahan kedepan dapat memberikan manfaat bagi sekolah dalam penggunaan aplikasi perpustakaan digital,” ujar Bupati didampingi Kadis Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung, I Ketut Sujana.
Sementara Ubud Writers dan Readers Festival (UWRF) adalah salah satu event internasional tahunan dari Yayasan Mudra Swari Saraswati. Event ini juga digagas pertama kali pada tahun 2004 oleh Janet DeNeefe, salah satu pendiri yayasan sebagai proyek penyembuhan dalam menanggapi bom Bali pertama. Selain itu, Festival Internasional ini juga dikenal sebagai Festival kata dan ide terbesar di Asia Tenggara. Tahun 2022 merupakan tahun ke 19 yang mana kegiatan akan berlangsung dari tanggal 27-30 Oktober mendatang. Adapun tema yang diusung yakni “Memayu Hayuning Bawana” sebuah filosofi Jawa kuno yang berarti prinsip-prinsip yang kita gunakan untuk merawat, melindungi dan memperindah alam semesta. (855)