BANGLI | patrolipost.com – Setelah melalu proses paruman adat, objek wisata desa tradisional Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli ditutup mulai 18 Maret sampai 30 Maret mendatang. Penutupan dilakukan untuk mencegah merebaknya penyebaran Covid-19 (Corona).
Pengelola objek wisata desa tradisional Penglipuran, I Nengah Moneng menjelaksan, penutupan objek wisata Penglipuran sudah melalui proses paruman di adat yang dipimpin oleh bendesa adat Penglipura, I Wayan Supat pada Senin (16/3/2020) lalu.
Menurut Nengah Moneng, penutupan objek wisata dilandasi karena ada kekhawatiran dari masyarakat akan penyebaran virus Corona. “Ada kekhawatiran dari warga kami, warga yang memiliki home stay tidak berani menerima tamu, beberapa usaha di rumah warga juga tutup sementara. Kami selaku pengelola harus mengambil langkah,” ungkapnya, Selasa (17/3/2020).
Lanjutnya, dari desa adat juga mengambil sikap dan langsung dilaksanakan paruman guna mencari solusi terbaik. Dalam paruman tersebut, ada beberapa opsi yang muncul yang pertama yakni objek wisata Penglipuran tetap dibuka. Namun demikian sebelum itu petugas diberikan pengetahuan terkait antisipasi penyebaran virus ini. Pengelola sendiri menyiapkan masker, hand sanitizer dan melakukan penyemprotan.
“Namun sayangnya kami sudah mengupayakan membeli masker dan hand sanitizer, tapi tidak dapat. Sedangkan untuk penyemprotan disinfektan dijadwalkan besok (Rabu), kami pun sudah membeli cair disinfektan. Rencananya untuk penyemprotan juga akan dibantu oleh dinas kesehatan,” jelasnya.
Sedangkan opsi berikutnya yakni objek ditutup total untuk sementara waktu. Opsi selanjutnya, objek dibuka, namun pengunjung tidak bisa masuk ke pekarangan/rumah warga. “Dari opsi tersebut, akhirnya hasil paruman disepakati untuk sementara objek wisata Penglipuran ditutup mulai 18 Maret hingga 30 Maret mendatang,” tegas Nengah Moneng.
Atas keputusan penutupan objek ini, pihaknya sudah melaporkan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli.
Disinggung imbas dari penutupan ini, Nengah Moneng mengatakan tentu akan berdampak pada pendapatan. Namun demikian yang paling urgent adalah keamanan dan keselamatan masyarakat luas.
“Belakangan ini terjadi penuruan kunjungan yang signifikan. Seperti kemarin kunjungan sekitar 150 orang, jika berkaca pada kunjungan normal jumlah sampai 700 orang per hari,” ungkapnya.
Di sisi lain, selama penutupan ini masyarakat Penglipuran dapat melakukan kegiatan penyemprotan. Kemudian masyarakat juga akan fokus pada pelaksanaan upacara.
“Kami akan melaksanakan ngusaba bantal, pencaruan dan sebentar lagi Hari Raya Nyepi,” kata Nengah Moneng.
Sementara Kepala Disparbud Bangli, I Wayan Adnyana belum bisa diminta keterangan terkait obyek mana saja yang tutup di Bangli untuk sementara waktu. (750)