JAKARTA | patrolipost.com – Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo memprediksi kekebalan komunal atau herd immunity di Indonesia sudah terjadi. Sebab, kasus Corona di Indonesia menurun drastis dengan cepat, dari lonjakan kasus yang mencapai puncaknya pertengahan Juli yaitu lebih dari 50 ribu orang positif Corona per hari.
Di sisi lain, cakupan vaksinasi Covid-19 masih rendah. Karenanya, herd immunity yang diprediksi terjadi disebut Windhu akibat infeksi alamiah, bukan karena vaksinasi.
“Kan kita pernah mengalami kasus yang berat ya, meningkat tinggi, itu pun masih banyak yang tidak terdeteksi karena testing kita segitu-segitu saja kan,” jelas Windhu.
“Itu perkiraan saya sudah terjadi kekebalan komunitas yang artinya kekebalan itu sudah ada di komunitas besar sekali jadi turun-turun sendiri, memuncak, tinggi terus terus, tetapi mengalami kematian yang besar, kita kan kasus kematiannya besar kemarin,” beber dia.
Namun, hal ini perlu dipastikan dengan penelitian lanjut sero surveilans. Studi tersebut untuk melihat sudah seberapa banyak warga Indonesia yang sebenarnya memiliki antibodi Covid-19, baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi.
Dugaan Windhu terkait herd immunity infeksi alamiah diperkuat dengan estimasi kasus baru dan kasus kematian yang jumlahnya bisa berkali lipat dari yang dilaporkan. Bahkan, sebelum lonjakan terjadi, infeksi harian disebutnya jauh lebih tinggi antara 8 hingga 20 kali lipat dari angka resmi.
“Kita yang selamat ini beruntung, karena kematian kemarin sudah banyak ya. Beruntung kenapa, karena kasusnya turun berkat pengorbanan dari sahabat-sahabat kemarin kita itu,” ungkap dia.
Sementara studi sero surveilans dijelaskan Windhu juga bisa menjadi acuan untuk strategi vaksinasi. Termasuk berapa lama antibodi pasca divaksinasi Corona bertahan.
“Untuk kepentingan strategi, nanti strategi untuk vaksinasi menjadi lebih baik kalau kita tahu sekarang sebetulnya sudah berapa persen sih yang kebal. Karena kekebalan itu kan hati-hati juga itu turn juga nggak bertahan lama,” pungkas dia. (305/dtc)