TURIN | patrolipost.com – Mega bintang Timnas Portugal dan Juventus, Cristiano Ronaldo mendadak impoten di laga kedua semifinal Coppa Italia melawan AC Milan, di Stadion Allianz, Jumat (12/6/2020) atau Sabtu dini hari WIB.
Tendangan penalti yang didapat Juventus di menit 16 pun, gagal dimanfaatkan pencetak 40 gol Si Nyonya Tua. Tendangan CR7 di menit 41 hanya sebatas menambah tegang Juventus, lantaran sepakan kaki kiri Cristiano Ronaldo yang masih bisa diamankan Donnarumma.
Lalu apa komentar sang Pelatih Juventus, Maurizio Sarri atas impotennya Cristiano Ronaldo di laga pertama pascadibolehkannya laga akibat Pandemi Covid-19?
Usai laga, Maurizio Sarri mengaku terkejut melihat penampilan Juventus di 30 menit pertama pertandingan. Dia pun kaget dengan kecepatan kedua tim dalam upaya mencetak gol, hingga ada kartu merah.
Menit 17, pemain AC Milan melakukan pelanggaran keras yang berujung pada kartu merah. Ante Rebic melakukan tekel terlalu tinggi terhadap Danilo, harus diusir dan mandi lebih cepat.
“Saya kaget dan terkejut, 30 menit pertama permainan sangat cepat dan mendominasi. Bahkan sebelum adanya kartu merah,” ujar Sarri seperti diberitakan La Gazetta.
Meski begitu, Maurizio Sarri senang lantaran Si Nyonya Tua melenggang ke final Coppa Italia. Atas kegagalan Cristiano Ronaldo pun Maurizio Sarri sangat memakluminya. Dia menyinggung jeda pertandingan sepak bola semala tiga bulan, membuat semua kemungkinan bisa terjadi. Dia masih merasakan sensasi luar biasa dalam sepak bola, meski tak ada suporter di sisi lapangan.
“Sekitar 3 bulan tanpa pertandingan. Dan saat kembali ke lapangan dengan pertandingan besar, sangat luar biasa meski tanpa suporter,” jelasnya.
Sarri pun santai mendapat pertanyaan tentang kegagalan Cristiano Ronaldo dalam memanfaatkan penalti. Dia menyebut, akan sulit kembali pada performa terbaik baik fisik maupun mental setelah lama berada di rumah.
“Ronaldo? Bayangkan, berada di sofa selama 70 hari, pasti sulit untuk langsung ke performa top secara fisik dan mental. Jadi saya sarankan Ronaldo lebih ke sentral dan dia menerimanya secara baik,” ujar Sarri.
“Tendangannya mengenai sisi tiang gawang dalam, itu bisa mengarah ke mana saja. Dia sangat tak beruntung,” tambahnya.
Tetap Melaju
Bianconerri berhak melaju ke partai puncak karena menggenggam keunggulan gol tandang dari semifinal leg pertama yang berakhir imbang 1-1 saat dimainkan pada 13 Februari silam, demikian catatan laman resmi Piala Italia.
Pertandingan semifinal Piala Italia itu merupakan pertandingan profesional pertama yang dimainkan di Italia setelah seluruh kegiatan olahraga di negara tersebut ditangguhkan sejak Maret akibat pandemi Covid-19.
Di final, Juve akan ditantang Napoli atau Inter Milan yang baru akan bermain pada Sabtu (13/6) malam. Pertandingan final akan dimainkan empat hari kemudian yakni pada Rabu (17/6) di Stadio Olimpico, Roma.
Sebelum pertandingan semifinal dimulai, dilakukan kegiatan mengheningkan cipta untuk mengenang para korban jiwa yang meninggal karena Covid-19 serta tepuk tangan bagi para petugas kesehatan. Milan mengenakan kaus pemanasan bertuliskan “Black Lives Matter,” sedangkan kaus para pemain Juve bertuliskan “No to racism.”
Juve mendapat hadiah penalti pada menit ke-16, setelah wasit Daniele Orsato melihat VAR dan memutuskan bahwa tangan Andrea Conti mengenai bola di kotak terlarang.
Christiano Ronaldo mencetak gol penalti pada semifinal leg pertama, namun kali ini ia tidak dapat melakukannya karena sepakannya sebagai algojo membentur tiang gawang.
Tidak lama berselang Milan kembali mendapat masalah saat Ante Rebic melakukan pelanggaran keras terhadap Danilo, yang membuatnya diganjar kartu merah.
Unggul jumlah pemain membuat Juve lebih leluasa mendikte permainan. Blaise Matuidi melepaskan sepakan voli yang dapat ditahan kiper Gianluigi Donnarumma dan Ronaldo menembakkan bola yang masih mampu diatasi oleh Donnarumma. Milan gagal menguji kiper Gianluigi Buffon walau mereka beberapa kali mampu membangun serangan yang baik.
Pada awal babak kedua Milan sempat mengancam melalui sundulan Hakan Calhanoglu yang melebar. Milan kemudian memasukkan penyerang Rafael Leao untuk menggantikan Giacomo Bonaventura untuk menajamkan serangan mereka.
Meski kedua tim diizinkan melakukan lima pergantian pemain, namun terlihat bahwa keduanya mengalami kelelahan pada babak kedua. Sampai peluit panjang ditiupkan wasit, keduanya gagal mengukir gol kemenangan untuk membuat Juve berhak tampil di final.
Susunan pemain:
Juventus (4-3-3): Gianluigi Buffon, Danilo (Juan Cuadrado 86′), Leonardo Bonucci, Matthijs De Ligt, Alex Sandro, Miralem Pjanic (Sami Khedira 62′), Rodrigo Bentancur, Blaise Matuidi (Adrien Rabiot 63′), Douglas Costa (Federico Bernardeschi 63′), Paulo Dybala, Cristiano Ronaldo
AC Milan (4-2-3-1): Gianluigi Donnarumma, Andrea Conti (Alexis Saelemaekers 88′), Simon Kjaer, Alessio Romagnoli, Davide Calabria (Diego Laxalt 88′), Ismael Bennacer, Franck Kessie (Rade Krunic 82′), Hakan Calhanoglu, Lucas Paqueta (Lorenzo Colombo 82′), Giacomo Bonaventura (Rafael Leao 52′), Ante Rebic. (305/prc)