GIANYER | patrolipost.com – Bertepatan dengan perayaan Tumpek Uye yang jatuh pada hari Sabtu 29 Januari 2022, Pemerintah Kabupaten Gianyar melaksanakan Danu Kertih sebagai upaya menjaga kesucian dan kelestarian sumber mata air serta wujud terima kasih atas segala keberlimpahan alam, di Empelan Pejeng Desa Tampaksiring.
Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan, perayaan hari raya tumpek di Bali untuk menjaga keharmonisan alam yang telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu.
“Kalau tumpek uye dan tumpek lainnya terkait bagaimana menjaga alam telah diwariskan turun temurun sejak beratus-ratus tahun lalu. Namun baru sekarang diselaraskan dengan program-program pemerintah,” ujarnya.
“Sebenarnya program ini telah ada di masing-masing OPD namun lebih dikonkritkan lagi termasuk mengedukasi masyarakat. Sehingga sebelum acara ini terlaksana kita sudah turun untuk melakukan pembersihan sungai, kali, lingkungan, dan sekarang dilanjutkan dengan pelepasan burung dan pelepasan ikan,” sambungnya.
Dalam upacara Danu kertih tersebut dilakukan ritual keagamaan guna menjaga kesucian sumber mata air dan pelepasan burung serta 10 ribu benih ikan untuk menjaga kelestarian sungai. Mengingat alamlah yang memberikan nafas kehidupan kepada manusia, Bupati Mahayastra mengajak masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan terutama sungai agar tetap bersih.
“Alamlah yang memberi nafas kehidupan kepada kita untuk itu mari kita jaga bersama-sama. Salah satunya sungai harus kita jaga, ciri sungai yang terjaga ialah sungai yang masih ada ikannya, airnya bersih, mengalir dengan baik tidak ada buang sampah tidak ada buang limbah,” seru Bupati Mahayastra di tepi DAS Pakerisan.
Terlebih lagi, Empelan Pejeng tersebut mengairi 54 Subak yang ada di 8 desa di Kabupaten Gianyar dengan jumlah anggota Subak 2.000 orang lebih.
“Empelan Pejeng DAS Pakerisan ini mengairi 54 Subak yang tersebar di Desa Pejeng Kaja, Pejeng, Pejeng Kangin, Pejeng Kelod, Sanding, Sumita, Suwat dan Siangan dimana anggota subaknya secara keseluruhan lebih dari 2 ribu orang,” beber I Wayan Pasek, Pekaseh Gede Empelan Pejeng.
Ditambahkannya, sumber mata air Empelan Pejeng terdiri dari 118 tirta panglukatan termasuk Tirta Empul, Tirta Mengening, Tirta Gunung Kawi dan tirta lainnya yang menyatu di campuhan Tampaksiring.
Mengenai perawatan empelan dilakukan oleh warga subak secara gotong royong untuk menjaga kebersihan dan kelancaran saluran irigasi mengairi lahan persawahan.
Bupati Mahayastra meyakini perawatan dan menjaga keharmonisan alam telah dilakukan krama subak sejak dahulu namun kini harus lebih baik lagi.
“Menjaga keharmonisan alam atau palemahan telah dilakukan dengan baik oleh krama subak, namun kini harus lebih baik lagi,” pungkasnya. (kominfo/abg)