DBD, Bocah Usia 6 Tahun di Klungkung Meninggal Dunia

dbd 22222
Genangan air menjadi penyebab merebaknya nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD kepada manusia. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Seorang anak berusia 6 tahun meninggal dunia terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Bocah asal Desa Manduang ini sempat mendapat perawatan medis di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Klungkung, namun naas, nyawanya tidak dapat tertolong.

Kasus anak meninggal karena DBD itu dilaporkan, Minggu (16/6/2024) lalu. Pasien masuk ke rumah sakit dengan gejala panas tinggi.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Klungkung Ketut Ardana membenarkan informasi tersbut.

“Inggih benar ada kasus meninggal (DB). Ini masih menunggu kronologis untuk dilengkapi dari puskesmas. Tim sudah bergerak di bawah,” ujar Ardana.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, hingga bulan Juni ini dilaporkan 704 kasus demam berdarah tersebar di 9 puskemas di Klungkung. Dari jumlah itu, 2 diantaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, Drg I Gusti Ayu Ratna Dwijawati mengatakan, tim dari puskesmas sudah turun ke lapangan pasca ada informasi pasien meninggal karena demam berdarah.

“Penyelidikan epidemiologi langsung kami lakukan setiap ada kasus demam berdarah,” ungkap Dwijawati.

Kasus meninggal dunia karena demam berdarah, sering terjadi karena faktor terlambat penanganan. Pasien masuk ke rumah sakit ketika sudah dalan keadaan dengue syok syndrome.

Agar tidak terlambat penanganan, pihak Dinas Kesehatan menyediakan layanan rapid tes DB di masing-masing puskesmas.

Layanan ini dilakukan untuk deteksi dini bila terjadi penurunan trombosit pada pasien dengan gejala demam. layanan ini sudah tersedia di semua puskesmas di Kabupaten Klungkung dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang bergejala.

“Ini merupakan salah satu upaya kita mendeteksi dini DBD. Layanan rapid diagnostic test (RDT) DBD disediakan oleh pemerintah pusat dan langsung disediakan di puskesmas untuk deteksi dini DBD,” ujar drg Gusti Ayu Ratna Dwijawati.

Sementara warga dihimbau untuk tetap menjaga lingkungannya masing-masing, terutama untuk melaksanakan langkah-langkah pemberantasan sarang nyamuk. Seperti menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.