NEGARA | patrolipost.com – Musim kemarau yang terjadi beberapa bulan belakangan ini, Jembrana dampaknya semakin meluas. Jika sebelumnya banjar di beberapa desa di empat kecamatan yakni Mendoyo, Jembrana dan Negara dilanda krisis air bersih, kini krisis air bersih juga dialami warga di Kecamatan Melaya. Sehingga sampai Jumat (14/9) tercatat sudah tujuh wilayah terdampak kekeringan.
Teranyar krisis air bersih di wilayah Kecamatan Melaya ini terjadi di dua desa. Yakni Banjar Sari Kuning, Desa Tukadaya, dan Banjar Puncaksari, Desa Warnasari. Krisis air bersih di wilayah tersebut diketahui setelah adanya laporan dari pihak desa setempat yang dilayangkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana Jumat (14/9). Untuk penanganannya, personel BPBD Jembrana mulai mendistribusikan air bersih ke dua wilayah tersebut.
Dengan meluasnya dampak kekeringan ini, wilayah yang kini dilayani pendistribusian air bersih oleh BPBD Jembrana juga bertambah. Mengadalkan satu unit armada truck tangki air volume 5.000 liter, hingga kini terdapat tujuh wilayah permukiman di empat kecamatan yang dilayani pendistribusian air bersih dari BPBD Jembrana.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana, mengatakan berdasarkan laporan dan permohonan dari pihak desa yang mulai diterimanya sejak Agustus lalu, pihaknya kini sudah setiap hari melakukan pendistribusian air bersih ke banjar yang dilaporkan mengalamai krisis air itu. Termasuk yang teranyar di Banjar Sari Kuning dan Banjar Puncaksari, Melaya.
Wilayah banjar lainnya yang mengalami kekeringan dan juga sudah lebih dulu yang mendapat distribusi air bersih dari BPBD tersebar di tiga kecamatan. Di Kecamatan Mendoyo krisis air juga terjadi di Banjar Wali, Desa Yehembang. Di Kecamatan Jembrana tercatat Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem. Terbanyak di wilayah Kecamatan Negara yakni Banjar/Desa Berangbang, Banjar Kombading, Desa Pengambengan, dan Lingkungan Awen Lelateng, Kelurahan Lelateng. Menurutnya di Banjar Kombading menjadi wilayah krisis air dengan warga terdampak yang paling banyak.
Diakuinya krisis air pada musim kemarau ini tidak hanya dirasakan oleh warga di wilayah dataran tinggi, namun juga sudah meluas ke wilayah hilir atau pesisir seperti Kombading dan Awen.