Debit Air Bendungan Gerokgak Menyusut, November Diperkirakan Kering

SINGARAJA | patrolipost.com – Kemarau panjang di Bali Utara mulai berdampak terhadap Bendungan Gerokgak. Bendungan seluas 60 hektar itu debit airnya menurun drastis hingga ke titik genangan dasar. Ini berarti bendungan yang dibangun tahun 1996 itu tinggal menyisakan air pada penampung genangan terakhir.

Sudah terlihat juga bebatuan yang menjadi pondasi dasar genangan air bendungan. Bongkahan kayu-kayu hutan juga berserakan di bendungan. Normalnya Bendungan Gerokgak ini dengan ketinggian genangan air mencapai 13 meter dari dasar penampungan dengan luas genangan air sekitar 23 hektar.

Namun demikian menyurutnya air bendungan justru membawa berkah tersendiri bagi warga sekitar. Banyak warga menggunakan kesempatan itu untuk mancing ikan. Tidak heran mulai pagi hingga malam hari banyak warga yang berdatangan ke bendungan mencari ikan.
Salah satunya Wayan Kirna (51) warga Desa Sanggalangit mengaku rela datang ke Bendungan Gerokgak hanya untuk mencari ikan. Banyak ikan yang dia dapat ketika air di bendungan surut.
“Dua pekan lalu air bendungan surut, banyak warga berdatangan menangkap ikan hanya menggunakan tangan,” kata Kirna.
Dampak lain surutnya air bendungan berakibat air tidak bisa masuk ke pipa bendungan yang berada di bawah tanah.
Sucipto, penjaga bendungan mengatakan, saat ini air Bendungan Gerokgak surut hingga mencapai 13 meter dari dasar bendungan. Artinya air bendungan pada posisi ketinggian nol. “Air bendungan surut dampak dari musim kemarau panjang sejak bulan Juli lalu,” kata Sucipto sembari memperkirakan air di Bendungan Gerokgak akan habis sampai akhir bulan Oktober nanti.
“Genangan pada penampungan dasar bendungan sudah kering. Saat itu baru bisa mengerjakan proyek Perbaikan Hidromekanikal Bendungan,” tandasnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.