DENPASAR | patrolipost.com – Delegasi UNESCO melakukan kunjungan ke SMK Negeri 3 Denpasar, Rabu (14/6/2023). Kunjungan ini merupakan rangkaian kegiatan konferensi ESD-Net 2030 di Bali.
Dalam kunjungannya, delegasi UNESCO ingin melihat pola pendidikan yang dikembangkan di sekolah vokasi yang ada di Indonesia.
Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikpora Provinsi Bali I Gusti Ngurah Crisna Adijaya S STP melihat, keahlian terapan yang ditampilkan oleh siswa menunjukkan bahwa pendidikan vokasi telah berjalan mapan di SMK Negeri 3 Denpasar.
“SMK Negeri 3 ini memang sudah jadi rujukan pengelolaan pendidikan vokasi jenjang SMK di Indonesia,” kata Ngurah Crisna Adijaya, Rabu (14/6/2023).
Seperti diketahui, sekolah kejuruan tersebut memiliki sarana dan prasarana lengkap untuk menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Dengan lahan seluas 3 hektar, kelengkapan sarana pendukung disiapkan secara lengkap.
Di sekolah itu terdapat sarana praktikum seperti replika kamar hotel, laboratorium restoran untuk siswa jurusan kuliner maupun bridal untuk praktik siswa jurusan Kecantikan.
“Saya berharap SMK Negeri 3 Denpasar bisa jadi pengimbas untuk sekolah lainnya,” tambah Ngurah Crisna Adijaya.
Kepala SMK Negeri 3 Denpasar AA Bagus Wijaya Putra menambahkan, kunjungan perwakilan 20 negara di Asia Pasifik yang tergabung di UNESCO, menjadi peluang baik untuk mempromosikan sekolah yang menjadi wajah dari pendidikan di Bali secara menyeluruh.
Sambutan yang diberikan oleh siswa, menurut Agung Bagus Wijaya Putra, juga menjadi cermin dari pola pendidikan yang dilakukan oleh sekolah dalam kesehariannya. Agung mengaku, pihaknya sengaja menampilkan seluruh potensi kegiatan intra dan ekstra kurikuler.
“Banyak kesan dari para delegasi, mereka puas dengan sambutan yang kami berikan. Bahkan, delegasi dari Amerika berjanji akan kembali lagi ke sini. Beliau mengatakan, kunjungan hari ini pertama kalinya dilakukan di sekolah yang ada di Bali,” kata Anak Agung Bagus Wijaya Putra.
Sementara, Komisi Nasional untuk UNESCO Kemendikbudristek Dr Itje Chodidjah MA mengatakan, pertemuan Regional ESD-Net 2030 Asia Pasifik akan menjadi platform bagi berbagai pemangku kepentingan pendidikan.
Hasil dari diskusi yang dilaksanakan di Bali, akan dijadikan rekomendasi dan tindakan prioritas pada pertemuan ESD-Net 2030 global di Jepang pada Desember 2023.
“Dengan transformasi sistem pendidikan dan untuk pembangunan berkelanjutan, kita dapat membekali para pembelajar dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang mereka butuhkan, dalam membangun dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,” jelas Itje Chodidah. (pp03)